Pekanbaru, BGNNEWS CO.ID - Kegiatan Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) dan Masa Ta’aruf (Masta) mahasiswa Universitas Muhammadiyah Riau (UMRI) tahun 2025 resmi ditutup Menteri Agama Republik Indonesia, Dr KH Nasaruddin Umar MA, Kamis (18/9/2025). Penutupan ini menjadi puncak dari rangkaian kegiatan penyambutan mahasiswa baru yang berlangsung semarak dan penuh makna.
Menteri Agama menyampaikan keyakinannya bahwa UMRI akan menjadi pelopor pencerahan bangsa, sekaligus mercusuar ilmu dan iman yang menerangi jalan generasi masa depan. Ia menilai, UMRI bukan hanya berkembang dari sisi fisik, tetapi juga memiliki fondasi nilai yang kuat untuk membentuk karakter mahasiswa.
''Kami percaya UMRI akan mencetak pemimpin-pemimpin masa depan yang mampu mewujudkan cita-cita luhur bangsa Indonesia. Saya juga menyampaikan apresiasi kepada Rektor UMRI dan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Riau atas dedikasi dan keberhasilan mereka mengembangkan universitas ini,'' ujar Nasaruddin Umar pada wartawan.
Menteri Agama juga mengajak masyarakat, khususnya para orang tua di Riau dan seluruh Indonesia, untuk tidak ragu menjadikan UMRI sebagai pilihan utama pendidikan tinggi bagi putra-putri mereka. Ia menekankan bahwa UMRI tidak hanya mengajarkan ilmu, tetapi juga menanamkan nilai-nilai keislaman dan kebangsaan.
''Kepada para orang tua, jangan ragu mempercayakan pendidikan anak-anaknya di UMRI. Di sini mereka dibentuk menjadi insan yang cerdas dan berakhlak mulia,'' harapnya.
Ia menegaskan, pendidikan tinggi Muhammadiyah memiliki rekam jejak yang kuat dalam membina generasi muda yang tangguh, moderat, dan berkomitmen pada nilai-nilai keadaban. UMRI, menurutnya, menjadi bagian penting dari ekosistem tersebut.
Kemudian terangnya, PKKMB dan Masta UMRI Tahun 2025 sendiri bukan sekadar serangkaian acara seremonial atau pengenalan kampus. Kegiatan ini menjadi titik awal perjalanan akademik dan spiritual mahasiswa baru, untuk menjadi insan unggul yang tidak hanya menguasai ilmu pengetahuan, tetapi juga kokoh dalam nilai-nilai keimanan dan kemuhammadiyahan.
