Legislator Riau Tegaskan Pancasila Harus Dipahami Secara Menyeluruh, Bukan Dijadikan Alat Kekuasaan

Legislator Riau Tegaskan Pancasila Harus Dipahami Secara Menyeluruh, Bukan Dijadikan Alat Kekuasaan
Anggota Badan Legislasi (Baleg) DPR RI Karmila Sari. (foto Karmila untuk bgnnews)

Pekanbaru, BGNNEWS.CO.ID - Anggota Badan Legislasi (Baleg) DPR RI Karmila Sari menegaskan pentingnya penguatan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. 

Karmila Sari menegaskan hal tersebut dalam acara Focus Group Discussion (FGD) bersama Civitas Akademika Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya, Jawa Timur, Senin (15/9/2025). FGD digelar dalam rangka penyerapan aspirasi penyusunan Naskah Akademik dan Rancangan Undang-Undang Pembinaan Ideologi Pancasila (RUU PIP).

Karmila pada BGNNEWS.CO.ID, Selasa (16/9/2025) mengatakan, perkembangan zaman yang dipengaruhi globalisasi serta arus informasi melalui media sosial telah memunculkan pergeseran nilai, etika, dan peradaban bangsa. Ia menilai kondisi ini menuntut adanya penguatan kembali semangat persatuan. 

''Sekarang kita bisa lihat bagaimana etika-etika leluhur mulai bergeser. Dengan adanya perbedaan suku, agama, pemikiran, budaya, dan tradisi, persatuan kita mudah sekali terpecah belah, apalagi dengan media sosial. Karena itu karakter nilai Pancasila harus kembali diperkuat,'' kata anggota DPR RI Dapil Riau 1 ini lagi.

Politisi Fraksi Partai Golkar itu menekankan, Pancasila harus dipahami secara menyeluruh, bukan sekadar dijadikan alat kepentingan kekuasaan. Masukan mahasiswa dalam FGD, kata dia, menunjukkan pentingnya menjaga demokrasi agar nilai-nilai Pancasila tetap hidup di tengah masyarakat.

''Mahasiswa mengingatkan kita supaya Pancasila jangan sampai dijadikan alat penguasa. Itu masukan yang sangat penting,'' tambah Karmila lagi.

Mantan anggota DPRD Rohil dan DPRD Riau ini menambahkan, perlunya memasukkan pemahaman ideologi Pancasila secara lebih sistematis ke dalam dunia pendidikan. Menurutnya, penguatan nilai-nilai Pancasila tidak cukup sebatas wacana umum, tetapi harus hadir dalam kurikulum pendidikan agar dapat membentuk karakter generasi muda sejak dini. (jdi/bgnnews)

Berita Lainnya

Index