Harga Perak Diprediksi Bakal Melambung Tinggi

Harga Perak Diprediksi Bakal Melambung Tinggi
Perak diramal bakal terbang tinggi. (foto istimewa)

Jakarta, BGNNEWS.CO.ID - Saat ini perak dinilai memiliki potensi untuk menguat seiring dengan harga emas dunia yang terus mencatatkan rekor harga tertinggi. Terbaru penulis buku kenamaan "Rich Dad Poor Dad" Robert Kiyosaki memprediksi bahwa harga perak akan 'meledak' pada Juli 2025. 

Seperti diketahui, emas dan perak adalah dua logam mulia yang dijadikan investasi secara tradisional. Namun emas lebih prestisius dibandingkan perak, sehingga lebih dilirik oleh investor untuk investasi. 

Harga Ramah di Kantong, Perak Mulai Diburu Warga RI

Saat ini harga perak lebih ramah di kantong bagi investor pemula di logam mulia. Seperti yang disebutkan di atas, harganya berbanding antara US$3.300-an per troy ons dengan US$35 per troy ons.

Sementara di Indonesia, di salah satu toko di Cikini Gold Center, sebagai perbandingan nilai perak yang dijual di toko seberat 50 gram dijual dengan harga Rp1,5 juta-an. Sementara harga emas bisa mencapai Rp94 juta-an.

Hal ini yang membuat perak menjadi alternatif masyarakat untuk investasi saat harga emas melonjak tinggi. Berdasarkan cerita dari para pedagang di Gold Center Cikini, Jakarta Pusat mulai ada permintaan perak yang tinggi dari masyarakat.

Nendia, salah seorang pedagang logam mulia mengatakan ada penguatan tren pembelian emas di masyarakat yang signifikan.

"Sejak awal tahun ini (pembelian perak), sampai harus inden," ucapnya kepada CNBC Indonesia dikutip pada Sabtu (29/6/2025).

Nendia mengatakan alasan perak mulai dibeli karena lebih murah dibandingkan emas untuk investasi dan harganya yang mulai naik signifikan.

"Dulu harga perak dan emas itu selisihnya sedikit. Sekarang sudah jauh banget. Saya yakin bahwa harga perak akan menyusul harga emas," katanya kepada CNBC Indonesia seperti dikutip pada Minggu (29/6/2025).

Berdasarkan data Refinitv pada Jumat (27/6/2025) harga emas dunia menguat 24,74% sejak awal tahun 2025 menjadi US$3.272,9 troy ons.

Sementara, harga perak dunia per Jumat (27/6/2025) tercatat di US$35,98 per troy ons. Sepanjang 2025, harga perak pun sudah meningkat 24,61%.

Secara nominal, kedua aset logam mulia ini terpaut selisih ribuan dolar. Sehingga perak tertinggal jauh. Namun, keduanya tidak bisa disamakan begitu saja karena beda kelas. Maka dari itu perlu diukur menggunakan sebuah ukuran yang paten.

Mengutip Investopedia, rasio emas-perak menggambarkan hubungan harga antara emas dan perak. Rasio ini menunjukkan jumlah ons perak yang dibutuhkan untuk menyamakan nilai satu ons emas.

Rasio emas-perak sendiri dihitung dengan membagi harga pasar saat ini untuk satu ons emas dengan harga saat ini untuk satu ons perak. Jadi, jika harga saat ini untuk satu ons emas adalah US$3.000 dan harga saat ini untuk satu ons perak adalah US$30, maka rasionya adalah 100:1.

Semakin tinggi rasio, maka jenjang antara emas dan perak semakin jauh. Begitu sebaliknya, jika semakin rendah maka jenjang rasio harga emas dan perak semakin dekat. Untuk mendapatkan gambaran potensi perak, anda bisa menggunakan pendekatan historikal.

Selain itu, posisi rasio saat ini sudah tinggi dibandingkan sebelumnya yang berada di sekitar 60. Sehingga ada potensi untuk rasio ini turun dengan skenario harga perak akan melaju lebih kencang dibandingkan pertumbuhan harga emas.

Peluang Perak di Energi Hijau Saat Ekonomi Membaik

Emas boleh berkilau saat kondisi dunia kacau balau, namun saat semua membaik maka perak bisa menjadi lebih bersinar. Setelah krisis moneter menghantam dunia pada 2008, perak menjadi spektakuler. Harganya melesat ke US$48 per troy ons, dan belum terpecahkan hingga kini.

Begitu juga jika kondisi ekonomi membaik, terutama dapat mendorong infrastruktur teknologi dan energi hijau, maka perak bisa menjadi pilihan.

Perak memiliki dua fungsi, yakni logam mulia dan sebagai komponen penting industri. Dalam konteks energi hijau dan kemajuan teknologi, perak bisa disebut sebagai komponen kritis.

Perak memiliki konduktivitas listrik yang sangat baik menjadikannya komponen utama dalam kendaraan listrik, yang digunakan sebagai pelapis kontak listrik untuk berbagai fungsi mulai dari pengereman otomatis, power steering, dan sistem navigasi.

Seiring dengan lonjakan permintaan kendaraan listrik, kebutuhan akan lebih banyak perak pun meningkat, yang dapat menyebabkan defisit pasokan. Sayangnya, hal ini terhambat ketidakpastian ekonomi dunia, sehingga industri kendaraan listrik pun goyah. Seandainya ekonomi kembali pulih, permintaan perak akan kembali meningkat. (jdi/cnbcindonesia)

 

Berita Lainnya

Index