Rohil, BGNNEWS.CO.ID - Kebun Tanah Putih, salah satu unit PTPN IV Regional III yang berada di Kabupaten Rokan Hilir (Rohil) kini menunjukkan sinarnya sebagai “mutiara”.
Kebun Tanah Putih memiliki luas areal 1.933,56 hektare, terbagi menjadi tiga afdeling dan didukung satu pabrik kelapa sawit (PKS).
Sebelumnya kebun yang berbatasan antara Riau dan Sumatera Utara ini kerap dianggap sebelah mata karena produksinya selalu di bawah rata-rata, kini menjelma sebagai kekuatan baru di Regional III.
Buktinya, hingga Desember 2025, produktivitas tandan buah segar (TBS) di kebun ini telah mencapai 32,4 ton per hektare per tahun. Angka itu bahkan jauh di atas rata-rata nasional yang menandakan efisiensi dan kerja keras terus terjaga.
Capaian gemilang ini menjadi perhatian Direktur Utama PTPN IV PalmCo Jatmiko Santosa yang melakukan kunjungan kerja ke Kebun Tanah Putih, kemarin. Ia menilai, prestasi tersebut bukan sekadar hasil teknis, melainkan buah dari disiplin, semangat, dan sinergi seluruh tim di lapangan.
''Tanah Putih adalah contoh bagaimana komitmen, profesionalisme, dan kerja keras bisa menghasilkan kinerja luar biasa. Tapi capaian ini jangan membuat kita berpuas diri. Konsistensi jauh lebih penting,'' kata dia di hadapan jajaran manajemen dan karyawan kebun Tanah Putih.
Selain TBS, capaian crude palm oil (CPO) di kebun ini juga menunjukkan performa kuat. Hingga saat ini, produksi CPO tercatat mencapai 7,4 ton per hektare. Angka itu menempatkan Tanah Putih sebagai salah satu kebun dengan produktivitas CPO tertinggi di Regional III.
Jatmiko mengatakan bahwa Tanah Putih merupakan salah satu contoh kebun yang berhasil melakukan beragam perbaikan. Eks Direktur PTPN V, sebelum berganti nama menjadi PTPN IV Regional III tersebut mengatakan bernostalgia, dulu Tanah Putih kerap dilanda berbagai persoalan, terutama serangan hama.
"Saya masih ingat ketika pertama kali masuk ke kebun ini sekitar 5–6 tahun yang lalu. Produktivitasnya di bawah dari harapan akibat serangan hama. Sekarang, kebun ini adalah salah satu kebun yang patut kita contoh, di mana produksi TBS-nya mencapai 32,4 ton dan produksi CPO nya mencapai 7,4 ton per hektare," tuturnya.
Bahkan kini, kebun tersebut telah lama menjadi penggerak ekonomi di wilayah perbatasan Rokan Hilir dan Labuhanbatu, membuka lapangan kerja dan menggerakkan roda ekonomi masyarakat sekitar. (jdi/els)