Labuan Bajo, BGNNEWS.CO.ID - Target produksi garam di Kawasan Sentra Industri Garam Nasional (K-SIGN) yang dibangun di Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur (NTT) dapat mencapai lima juta ton.
''Dengan luas lahan 10 ribu hektare, seharusnya angka itu cukup untuk produksi sampai lima juta ton,'' kata Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Sakti Wahyu Trenggono, kemarin.
Menteri KKP Sakti Wahyu Trenggono menambahkan, pembangunan K-SIGN di wilayah paling selatan di Indonesia itu dilakukan karena kebutuhan garam di Indonesia saat ini masih didatangkan dari negara luar.
Pembangunan K-SIGN di Kabupaten Rote Ndao, diharapkan dapat memenuhi kebutuhan garam lokal dalam negeri. ''Jadi akhir 2027, sesuai dengan janji kita kepada Bapak Presiden karena ditugaskan harus swasembada, kita akhir 2027 tidak boleh impor lagi, artinya kita harus mampu memenuhi kebutuhan garam lokal,'' ujarnya.
Trenggono menambahkan Kabupaten Rote Ndao juga dinilai memiliki kualitas garam yang dinilai terbaik berdasarkan uji salinitas dan pengujian laboratorium lainnya.
''Nah tempat yang terbaik sudah kami temukan di Rote, di situ ada danau yang hasil testing laboratorium tentang salinitas dan lain sebagainya cukup,'' katanya.
Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengatakan Kawasan Sentra Industri Garam Nasional (K-SIGN) yang dibangun di Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur (NTT) berpotensi membuka lapangan pekerjaan bagi lebih dari 26.600 orang.
Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menetapkan lokasi pembangunan Kawasan Sentra Industri Garam Nasional Tahun 2025-2026 di Kabupaten Rote Ndao, Provinsi Nusa Tenggara Timur dengan luas 10.764 hektare melalui Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2025. (jdi/antara)