MEDAN, BGNNEWS.CO.ID - Indikator utama ketahanan pangan nasional tidak hanya bergantung pada tingkat produksi, tetapi juga mencakup kesejahteraan petani, nelayan, peternak dan produsen serta keberlanjutan sistem pangan secara menyeluruh.
Hal ini ditegaskan Anggota Komisi IV DPR RI, Rokhmin Dahuri saat mengikuti Kunjungan Kerja Reses Komisi IV DPR RI ke Gudang Beras Bulog di Kota Medan, Sumatera Utara, kemarin.
Ia mengungkapkan, bahwa Indonesia saat ini memiliki tantangan besar dalam mewujudkan ketahanan pangan sejati. Salah satunya adalah ketidaksesuaian antara pernyataan kebijakan dan realisasi di lapangan. Ia menyinggung janji pemerintah pada akhir 2024 untuk tidak mengimpor empat komoditas pangan strategis yaitu beras, jagung, gula, dan daging. Namun nyatanya impor tetap dilakukan.
Terkait kondisi saat ini, Rokhmin menjelaskan bahwa produksi beras nasional masih menjadi komoditas paling siap. Menurut data Kementerian Pertanian, proyeksi produksi beras tahun 2025 mencapai 33 juta ton, sementara kebutuhan nasional hanya sekitar 31 juta ton.
Namun, ia menyoroti bahwa persoalan pangan tidak hanya berhenti pada aspek produksi. Komoditas lain seperti jagung, gula, dan kedelai masih menjadi pekerjaan rumah besar. Selain itu, aspek logistik, distribusi dan pergudangan juga perlu mendapat perhatian serius karena produksi pangan tidak merata di seluruh wilayah Indonesia. (jun/sawitindonesia)
