Terus Meningkat, HKTI Dorong Pemerintah Negosiasi Tarif Minyak Sawit ke AS

Kamis, 10 April 2025 | 09:44:02 WIB
Minyak sawit mentah. (Foto istimewa)

JAKARTA, BGNNEWS.CO.ID - Tak hanya GPKI, Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) yang dipimpin Fadli Zon juga ikut dalam silaturahmi ekonomi membahas tarif resiprokal Amerika Serikat. Dalam hal ini HKTI merekomendasikan pemerintan untuk menegoisasi tarif ekspor minyak sawit dan kopi. 

Menurutnya, ekspor kelapa sawit Indonesia ke pasar Amerika menunjukkan kenaikan dengan pangsa pasar sebesar 85 persen dari total imporcrude palm oil (CPO) Amerika sebesar 1.88 juta ton. Memperhatikan harga CPO yang terus meningkat mencapai 1.070 USD per ton, HKTI merekomendasikan agar Indonesia memanfaatkan peluang pasar ekspor CPO ke pasar Amerika dan pasar global.

Peningkatan ekspor CPO akan meningkatkan penerimaan devisa dan pengumpulan dana dari kebijakan Bea Keluar (BK) dan Pajak Ekspor (PE). Namun Jika BK dan PE dinaikkan maka minyak sawit akan lebih mahal lagi di pasar global dan konsumen beralih ke minyak nabati lain.

Maka untuk produk kelapa sawit strategi Indonesia sebaiknya mendorong ekspor karena harga CPO sedang tinggi. Karena dengan peningkatan ekspor akan ada pemasukan melalui PE untuk dana BPDP akan meningkat guna mendukung program PSR dan hilirisasi. Lalu, untuk menjaja kebutuhan CPO domestik dan ekspor harus dilakukan dengan meningkatkan produktivitas. HKTI merekomendasikan negoisasi tarif minyak sawit.

Untuk komoditas kopi, pasar USA merupakan pasar utama kopi arabika. Amerika adalah tujuan utama kopi Indonesia terutama jenis arabika. Impor kopi USA dari Indonesia senilai 288 juta USD (38,245 ton) di tahun 2024, pangsa pasar kopi Indonesia hanya 4,7% dari total impor Amerika. Ekspor kopi Indonesia ke Amerika sekitar 17,7% dari total ekspor kopi Indonesia. (jun/mediaperkebunan)

 

 

Terkini