Tak Hanya Makan Buah, Tikus Juga Rusak Bibit Sawit

Tak Hanya Makan Buah, Tikus Juga Rusak Bibit Sawit
Agronom UIR Yusuf SP meninjau kebun Petani Sawit Desa tegar, Kecamatan Mandau, Bengkalis. (foto Ade Hidayat/bgnnews)

Pekanbaru, BGNNEWS.CO.ID – Serangan hama tikus di perkebunan kelapa sawit terbukti bukan sekadar memakan buah. Hewan pengerat ini juga merusak bibit, menggerogoti titik tumbuh, hingga memangsa bunga jantan yang penting bagi proses penyerbukan.

Agronom Universitas Islam Riau (UIR), Yusuf SP menjelaskan, bahwa tikus merupakan hama utama pada tanaman sawit yang menyerang di hampir semua fase pertumbuhan, mulai dari bibitan, tanaman belum menghasilkan (TBM), hingga tanaman menghasilkan (TM).

''Di fase bibitan, tikus menggigit pangkal pelepah dan titik tumbuh. Akibatnya, pertumbuhan bibit terganggu bahkan bisa mati. Sementara pada tanaman menghasilkan, tikus kerap menggerogoti tandan buah segar, memindahkan berondolan, hingga memakan bunga jantan,'' kata Yusuf saat dihubungi BGNNEWS.CO.ID, Kamis (4/9/2025).

Kerusakan yang ditimbulkan berdampak besar pada produktivitas. Seekor tikus mampu mengonsumsi 2–3 butir buah sawit per hari, atau sekitar 60–90 butir per bulan. Jika populasi mencapai 400 ekor per hektare, kerugian dapat setara dengan hilangnya 5,4 ton tandan buah segar (TBS) per hektare per tahun. 

''Bayangkan bila populasi mencapai ribuan ekor per hektare, kerugian bisa melonjak lebih dari 30 persen produksi,'' jelasnya.

Untuk pengendalian, Yusuf menekankan pentingnya strategi terpadu, bukan hanya mengandalkan rodentisida. ''Rodentisida generasi kedua memang cepat mematikan, tapi memiliki risiko tinggi terhadap lingkungan dan hewan lain seperti burung hantu. Jadi perlu kombinasi dengan monitoring rutin, pemanfaatan predator alami, dan pengendalian kimiawi yang bijak,'' katanya.

Ia mengingatkan, pengendalian berbasis umpan harus dilakukan secara konsisten hingga serangan benar-benar mereda. Jika dihentikan di tengah jalan, tikus justru bisa kebal terhadap racun.

''Kesalahan ini sering terjadi di lapangan. Akibatnya, hama semakin sulit dikendalikan,'' tambah Yusuf.

Yusuf menegaskan, ancaman hama tikus bukan sekadar persoalan teknis di kebun, melainkan juga berdampak langsung pada ketahanan produksi sawit di Riau. 

''Jika pengendalian dilakukan dengan benar dan terpadu, produktivitas bisa tetap terjaga. Namun bila dibiarkan, tikus akan terus menjadi momok yang menggerogoti keuntungan petani,'' pungkasnya. (Ade)

Berita Lainnya

Index