Rohil, BGNNEWS.CO.ID - Kondisi lahan gambut yang menantang tidak menyurutkan semangat petani kelapa sawit di Desa Pasir Limau Kapas, Kabupaten Rokan Hilir, untuk terus bercocok tanam. Meski menghadapi berbagai kesulitan teknis dan cuaca, mereka tetap optimis menjalankan usaha perkebunan yang telah menjadi tulang punggung ekonomi keluarga.
Paisal (45), salah seorang petani kelapa sawit di daerah tersebut, mengaku telah menekuni usaha perkebunan sawit di lahan gambut selama lebih dari 15 tahun. Menurutnya, bertani sawit di lahan gambut memang memiliki tantangan tersendiri dibandingkan dengan lahan mineral biasa.
"Lahan gambut ini memang susah, apalagi kalau musim kemarau. Tanahnya bisa turun sampai satu meter, dan kalau hujan lebat langsung tergenang. Tapi ya mau bagaimana lagi, ini yang ada," ujar Paisal kepada BGNNEWS.CO.ID, Minggu (22/6/2025).
Lahan gambut memiliki karakteristik unik berupa tanah yang terbentuk dari tumpukan bahan organik yang telah terdekomposisi dalam waktu ribuan tahun. Sifat tanah yang mudah berubah volume mengembang saat basah dan menyusut saat kering menjadi tantangan utama bagi para petani.
Paisal menjelaskan bahwa untuk mengatasi masalah tersebut, para petani harus melakukan berbagai adaptasi.
"Kita harus pintar-pintar mengatur saluran air. Kalau musim hujan harus bisa buang air cepat, kalau kemarau harus bisa tahan air. Pupuknya juga harus lebih sering karena mudah hilang," jelasnya.
Selain itu, Paisal juga aktif mengikuti penyuluhan dari Dinas Pertanian setempat untuk meningkatkan produktivitas kebunnya. Ia berharap pemerintah dapat memberikan bantuan teknis lebih intensif, terutama dalam hal pengelolaan air dan pemupukan yang tepat untuk lahan gambut.
"Kami ini petani kecil, pengetahuan terbatas. Kalau ada bantuan penyuluhan atau pelatihan, sangat membantu sekali. Apalagi soal cara mengelola lahan gambut yang benar," harapnya. (Ade)