Investasi di Pasar Modal Seperti Menanam Sawit, Butuh Kesabaran

Investasi di Pasar Modal Seperti Menanam Sawit, Butuh Kesabaran
Investor saham senior Indonesia, Lo Kheng Hong saat menjadi pembicara dalam penutupan rangkaian Simulasi & Kompetisi Investasi Pasar Modal (SIPM) 2025 di Universitas Tarumanagara (Untar). (Foto istimewa)

Jakarta, BGNNEWS.CO.ID - Anak muda khususnya mahasiswa agarvtak mudah tergiur dengan janji keuntungan cepat dalam berinvestasi. Karena berinvestasi di pasar mudah butuh waktu, tidak bisa instan.

Hal ini dikatakan Investor saham senior Indonesia, Lo Kheng Hong saat menjadi pembicara dalam penutupan rangkaian Simulasi & Kompetisi Investasi Pasar Modal (SIPM) 2025 di Universitas Tarumanagara (Untar), dalam rangka peringatan HUT ke-66 Yayasan Tarumanagara. 

''Saya datang ke sini untuk berbagi pengalaman saya selama 36 tahun berinvestasi di Bursa Efek Indonesia (BEI). Harapannya, materi yang saya sampaikan bisa menjadi pembelajaran nyata bagi adik-adik semua,'' ujarnya.

Ia mengibaratkan investasi saham seperti menanam kelapa sawit. ''Kita beli perusahaan bagus dan murah, lalu menunggu dengan sabar sampai kembali ke harga wajarnya. Seperti menanam kelapa sawit, tidak bisa langsung berbuah, butuh waktu dan perawatan hingga lima tahun,'' ungkapnya. ''Kalau orang mau cepat kaya, bisa jadi malah cepat miskin.''

Lo Kheng Hong juga menekankan pentingnya mengenal dunia pasar modal sejak dini. Menurutnya, potensi kekayaan yang beredar di bursa saham sangat besar. 

''Di BEI ada banyak uang, bahkan hingga puluhan ribu triliun. Kalau ingin kaya, ya harus tahu cara berinvestasi di pasar saham Indonesia,'' tegasnya.

Sementara itu, Rektor Universitas Tarumanagara (Untar) Prof. Amad Sudiro menyampaikan, kehadiran yang dijuluki Warren Buffett-nya Indonesia ini, untuk memberi pemahaman kepada mahasiswa.

Dalam hal ini, Untar berharap mahasiswa tidak hanya memahami teori, tetapi juga mampu menghubungkannya dengan realitas dunia investasi.

Menurutnya, memahami risiko dan rasionalitas investasi adalah bagian penting dari proses menjadi investor yang bijak. ''Setiap investasi pasti ada risiko. Maka pembekalan ini penting agar mahasiswa bisa menilai dan berhati-hati,'' ucap Prof. Sudiro. (jdi/investor)

Berita Lainnya

Index