Dorong Hilirisasi Sawit Berpihak pada Masyarakat, Pemprov Riau Ingin Koperasi Dilibatkan

Dorong Hilirisasi Sawit Berpihak pada Masyarakat, Pemprov Riau Ingin Koperasi Dilibatkan
Perkebunan kelapa sawit (foto istimewa)

Kuansing, BGNNEWS.CO.ID - Saat melakukan audiensi dengan Kementerian Perindustrian di Jakarta kemarin, Pemerintah Provinsi Riau dan sejumlah kepala daerah menyoroti pentingnya pemberdayaan koperasi dan industri kecil dalam rantai pasok hilir sawit. Hal ini bertujuan untuk mendorong hilirisasi industri kelapa sawit yang berpihak pada masyarakat lokal.

Bupati Kuantan Singingi (Kuansing), Suhardiman Amby, dalam pertemuan itu secara tegas mengusulkan agar sebagian hasil produksi minyak kelapa sawit bisa dikelola langsung oleh masyarakat melalui koperasi. Ia menyebut Koperasi Merah Putih sebagai model yang siap terlibat dalam pengolahan minyak goreng dari Crude Palm Oil (CPO).

''Kami ingin masyarakat tidak sekadar menjadi penonton dalam hilirisasi. Produksi minyak goreng harus bisa dikendalikan juga oleh koperasi rakyat, bukan hanya oleh investor besar,'' ujar Suhardiman dilansir BGNNEWS.CO.ID dari laman Pemkab Kuansing, Jumat (9/5/2025).

Menurutnya, langkah ini sekaligus menjadi respons atas kondisi daerah-daerah sentra sawit seperti Kuansing yang memiliki kebun luas, namun belum memiliki akses setara terhadap pengolahan produk turunannya.

Selain sawit, Pemkab Kuansing juga meminta dukungan untuk industri karet rakyat. “Kami butuh fasilitasi agar karet rakyat tidak sekadar dijual dalam bentuk mentah, tapi bisa menjadi produk seperti ban motor dan lainnya,” tambah Suhardiman.

Sementara Gubernur Riau, Abdul Wahid, dalam kesempatan yang sama mengamini perlunya diversifikasi pelaku usaha di sektor hilir sawit. Ia memaparkan rencana pengembangan kawasan industri hilir di Kuala Enok, serta pengembangan infrastruktur industri di Bukit Batu dan Pulau Burung.

''Selama ini kita masih ekspor CPO dalam bentuk mentah. Padahal, Riau punya potensi besar untuk memproduksi margarin, sabun, dan turunan lainnya. Keterlibatan koperasi dan industri kecil akan memperkuat struktur ekonomi lokal,'' tegas Wahid.

Menanggapi hal itu, Dirjen Industri Agro Kemenperin, Putu Juli Ardika menyampaikan, bahwa pihaknya telah menyiapkan teknologi baru yang cocok untuk pengolahan CPO di level kecil. ''Teknologi ini tidak membutuhkan uap (steamless), jadi ramah digunakan oleh kelompok tani atau koperasi. Saat ini sedang disiapkan untuk uji coba di Bogor,'' ujarnya.

Wakil Menteri Perindustrian, Faisol Riza, merespons positif seluruh aspirasi yang disampaikan kepala daerah Riau. Ia menegaskan bahwa Kemenperin siap memfasilitasi kolaborasi lintas sektor, termasuk dengan pelaku usaha dan lembaga pendamping industri kecil.

''Kita akan arahkan dukungan sesuai dengan potensi daerah masing-masing, agar industri hilir bisa tumbuh merata dan inklusif,'' kata Faisol. (jdi)

Berita Lainnya

Index