Perjuangkan 68 Sekolah Rusak, Gubri Datangi Mendikdasmen

Perjuangkan 68 Sekolah Rusak, Gubri Datangi Mendikdasmen
Gubernur Riau, Abdul Wahid bersama Mendikdasmen RI, Abdul Mu'ti. (Foto ist)

Jakarta, BGNNEWS.CO.ID - Sejumlah sekolah di Provinsi Riau, terutama di daerah terpencil dan pedesaan, berada dalam kondisi memprihatinkan dan membutuhkan revitalisasi segera. Hal ini disampaikan Gubernur Riau Abdul Wahid saat bertemu dengan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) RI, Abdul Mu'ti di Jakarta pada Rabu (7/5/2025).

Pertemuan tersebut dihadiri oleh para bupati dan wali kota se-Riau yang juga menyuarakan harapan akan percepatan program revitalisasi di wilayah mereka masing-masing. Dalam pertemuan itu, Gubernur Riau mengajukan usulan revitalisasi untuk 32 SMA, 35 SMK, dan 1 sekolah luar biasa di provinsinya.

"Karena kendala kita adalah soal sekolah yang layak, banyak kondisi sekolah kita yang memprihatinkan, karena APBD yang terbatas, tentu tidak mampu semua sekolah SMA maupun SMK kita benahi sendiri," jelas Gubri Wahid.

Mendikdasmen Abdul Mu'ti menanggapi bahwa pada tahun 2025, kementerian merencanakan renovasi terhadap 11.440 sekolah dengan tingkat kerusakan ringan hingga berat. Menurutnya, saat ini terdapat lebih dari 100.000 sekolah di Indonesia yang mengalami kerusakan fisik.

"Saat ini terdapat lebih dari 100.000 sekolah yang mengalami kerusakan fisik. Dengan kecepatan perbaikan seperti sekarang, dibutuhkan waktu sekitar 10 tahun untuk menyelesaikan seluruhnya," jelasnya.

Menteri juga menjelaskan bahwa tahun ini kewenangan renovasi sekolah telah dialihkan dari Kementerian PUPR ke Kemendikdasmen. Pemerintah akan melakukan pemetaan untuk menentukan prioritas bantuan renovasi berdasarkan tingkat kebutuhan dan urgensi.

"Pemerintah akan melakukan pemetaan untuk menentukan sekolah-sekolah yang layak mendapat bantuan renovasi. Proses ini akan mengutamakan asas kebutuhan dan urgensi," ungkapnya.

Abdul Mu'ti menegaskan bahwa prioritas akan diberikan kepada sekolah dengan kerusakan berat, baik negeri maupun swasta.

 "Prioritas bantuan ditujukan bagi sekolah-sekolah yang mengalami kerusakan berat. Baik sekolah negeri maupun swasta akan menjadi sasaran dalam program ini," tutupnya. (Ade)

Berita Lainnya

Index