Mantap, Sumbar Ekspor Produk Lidi Sawit ke Pasar Asia Selatan

Mantap, Sumbar Ekspor Produk Lidi Sawit ke Pasar Asia Selatan
Gubernur Mahyeldi saat menggunting pita pelepasan ekspor produk lidi sawit. (Foto istimewa)

BUKIT TINGGI, BGNNEWS.CO.ID - Kerjasama antara Universitas Andalas (Unand) bersama Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) berhasil mengekspor produk lidi sawit ke pasar Asia Selatan.

''Pada hari ini, dari hasil pembinaan yang dilakukan BPDP dan Unand, berhasil mengekspor produk dari bahan lidi sawit yang menghasilkan devisa, untuk itu mari kita lepas (ekspor) bersama-sama,'' kata Gubernur Mahyeldi sesaat sebelum pengguntingan pita pelepasan ekspor, Jumat (25/4/2025).

''Semoga dengan pelepasan ekspor ini kedepan akan muncul lagi pengusaha-pengusaha milenial baru yang juga mengekspor bahan dari sawit,'' ujar Gubernur Mahyeldi.

Gubernur Mahyeldi menegaskan pentingnya komoditas sawit sebagai sektor strategis Indonesia yang menyumbang ekspor terbesar. Ia mengapresiasi peran BPDP dan Universitas Andalas dalam memfasilitasi kegiatan ini.

''Kita harapkan potensi sawit di Sumbar dapat dioptimalkan. Pemerintah juga telah mendukung pengembangan sawit melalui berbagai program,'' jelasnya.

Gubernur juga menekankan pentingnya hilirisasi sawit seperti pengembangan sabun untuk sektor kecantikan hingga potensi produksi avtur dari kelapa sawit. Tantangan global seperti perang tarif juga harus menjadi perhatian serius semua pihak.

Sementara itu, Rektor Universitas Andalas dalam sambutannya menyampaikan harapan besar terhadap ekspor sawit sebagai peluang strategis untuk pengembangan industri sawit ke depan. Ia juga menyampaikan apresiasi kepada BPDP atas dukungan terhadap kegiatan ini.

''Kerja sama antara Universitas Andalas, pemerintah, dan pelaku industri harus terus diperkuat. Kami punya pakar dan fasilitas yang mendukung, dan kami berharap ke depan akan semakin banyak produk turunan sawit yang bisa dikembangkan,'' ujarnya.

Kegiatan ini menjadi salah satu wujud nyata kolaborasi antara akademisi, pemerintah, industri, dan UMKM dalam mendorong kemajuan industri sawit berkelanjutan di Indonesia, khususnya Sumatera Barat. 

Sementara Kepala Divisi UKMK BPDPKS, Helmi Muhansah menyataka,  program UKMK sawit telah menjadi agenda rutin BPDP. Ia menegaskan komitmen BPDP dalam mendukung keberlanjutan sektor sawit, termasuk melalui dana yang dapat dimanfaatkan petani sawit melalui sinergi dengan dinas provinsi dan pemerintah daerah.

''Pengembangan produk lidi sawit ini telah dilakukan BPDP bekerjasama dengan Universitas Andalas sejak lama. Pelaku usaha yang menghasilkan produk lidi sawit ini merupakan alumni dari kegiatan Inkubasi Bisnis UKMK Sawit yang diselenggarakan BPDP dan Unand pada tahun 2021,'' jelas Helmi.

CEO CV Surya Agro Nusantara Abdu Shadli menyampaikan bahwa awalnya mereka memproduksi minyak essensial, namun setelah mengikuti kegiatan Inkubasi Bisnis UKMK Sawit BPDP di tahun 2021, mereka terinspirasi untuk mulai memanfaatkan limbah lidi sawit.

''Produk lidi sawit yang dilepas ini merupakan bagian dari produk lidi sawit yang diekspor ke negara India. Bulan ini kami mengirimkan satu paket kontainer (25 ton) ke India. Ini merupakan kontainer keenam yang kami ekspor di tahun 2025 dengan tujuan negara India dan Nepal. Saat ini telah ada pula penjajakan pembelian dari buyer di Pakistan,'' tambah Shadli.

''Lidi sawit kami ambil dari petani sawit di Kabupaten Pasaman Barat dan sekitarnya. Nanti petani yang akan meraut (lidi sawit) dan dikumpulkan oleh tim kami pada jadwal-jadwal tertentu. Petani sawit merupakan penerima manfaat utama dari produksi ini. Diperkirakan ribuan petani sawit yang terlibat dalam proses produksi ini di Pasaman dan sekitarnya,'' terang Shadli.

Lebih lanjut Abdu Shadli menyampaikan, bahwa dari hasil data internal yang diriset CV Surya Agro, dengan dukungan dari pelaku usaha lainnya, pengolahan lidi sawit ini telah memberikan manfaat ekonomi langsung bagi petani sawit di Kab. Pasaman Barat dan sekitarnya.

''Masyarakat Pasaman Barat saat ini mampu menghasilkan 100 ton – 200 ton per bulan, dengan harga lidi sawit di tingkat petani sekitar Rp 4.000/kg, maka diperkirakan perputaran ekonomi di Pasaman Barat dari produksi lidi sawit ini mencapai Rp 400 juta sampai dengan Rp 800 juta sebulan,'' lebih lanjut Abdu Shaldi menjelaskan.        

Prosesi pelepasan ekspor lidi sawit ini merupakan rangkaian dari kegiatan Praktek Ekspor UKMK Sawit yang diselenggarakan Unand bekerja sama dengan BPDP. Kegiatan ini dihadiri 50 peserta UKM Sawit yang mengikuti pelatihan praktek ekspor dari tanggal 25 s.d. 27 April 2025 di Bukittinggi. (jdi/bpdp)

 

 

Berita Lainnya

Index