KUPANG, BGNNEWS.CO.ID - Nusa Tenggara Timur (NTT) dinilai memiliki potensi menjadi daerah swasembada pangan. Hal ini dikarenakan NTT memiliki beragam pangan lokal yang layak untuk dikonsumsi serta adaptif dengan perubahan iklim.
''Pangan itu adalah segala sesutu yang kita konsumsi yang bermanfaat bagi tubuh kita termasuk karbohidrat, mineral, protein. Jadi tidak hanya beras, ada jagung, ubi, dan lainnya,'' kata Dosen Fakultas Pertanian Undana Kupang, Dr Ir Leta Rafael Levis, kemarin
Dikatakannya, ketergantungan masyarakat pada nasi membuat Indonesia khususnya Nusa Tenggara Timur menjadi wilayah yang masih mengimpor beras setiap tahunnya. Pemanfaatan teknologi pertanian modern menurut Dr. Leta dapat digunakan untuk meningkatkan produktivitas sehingga mampu mencukupi kebutuhan beras di NTT.
''NTT sebenarnya memiliki kemampuan untuk swasembada beras, karena kita memiliki luas lahan 108.423 hektar yang produktif. Jadi seandainya kita mampu meningkatkan produksi beras yang sekarang hanya 4,2 ton per hektar bisa naikkan menjadi 5,5 ton per hektar itu kita sudah surplus,'' kata Leta Levis.
Leta menjelaskan, bahwa pemetaan lahan yang potensial dapat mewujudkan NTT sebagai lumbung pangan wilayah Indonesia Timur. Selain itu, keterlibatan anak muda sebagai petani dapat menciptakan inovasi baru yang akan memjukan sektor pertanian serta mengurangi kemiskinan.
''Saat ini kendalanya banyak anak muda yang pergi merantau untuk cari pekerjaan di luar sehingga lahan-lahan di NTT yang potensial tidak bisa dimanfaatkan secara maksimal. Itu tantangan kita dan mari kita dorong petani milenial wujudkan ini,'' ujar Dr Leta Levis. (jun/rri)