Harga TBS di Medan Semakin Melemah, Ternyata ini Penyebabnya

Harga TBS di Medan Semakin Melemah, Ternyata ini Penyebabnya
Industri kelapa sawit. (Foto istimewa)

MEDAN,BGNNEWS.CO.ID - Produk-produk industri berbasis kelapa sawit sejak beberapa hari terakhir di Medan, Sumatera Utara (Sumut) semakin melemah 

Penyebabnya diprediksi semakin kencang seiring diterapkannya kebijakan bea masuk atau tarif impor tinggi yang dilakukan oleh Presiden Amerika Serikat (A), Donald Trump, sejak pertengahan pekan lalu.

Pengamat Ekonomi asal Kota Medan,  Gunawan Benjamin mengatakan, pelemahan ekspor minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) berdampak pada pelemahan harga pembelian tandan buah segar (TBS) produksi para petani kelapa sawit itu sendiri.

''Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut di bawah kepemimpinan Gubernur Bobby Afif Nasution harus mewaspadai potensi terus melemahnya harga TBS produksi para petani,'' ujar Gunawan Benjamin seperti dikutip BGNNEWS.CO.ID dari mediaperkebunan.id, Selasa (8/4/2025).

''akita kan tahu, bahwa semua itu terjadi seiring melemahnya ekspor CPO asal Sumut, termasuk ke AS, yang juga mengalami pelemahan karena efek kenaikan tarif impor sebesar 32 persen kepada Indonesia yang diumumkan langsung oleh Presiden Trump,'' ucapnya lagi.

Kalau pelemahan terus terjadi, Gunawan Benjamin merasa khawatir kalau situasi itu akan membuat daya beli masyarakat Sumut yang sudah melemah menjadi semakin sulit untuk dipulihkan.

''Apalagi kalau harga TBS petani sempat di bawah Rp 2.000 sampai Rp 2.200 per kilogram (Kg), maka kondisi ini akan membuat daya beli petani terus merosot,'' ujar Gunawan Benjamin mengingatkan.

Menurutnya, anggaran bantuan sosial (bansos) memang bisa membantu, namun tidak akan banyak mengubah keadaan jika harga komoditas yang berbasis kelapa sawit anjlok.

Gunawan Benjamin mengingatkan, solusi untuk memerbaiki daya beli masyarakat Sumut masih melekat dengan kebijakan nasional, seperti dana transfer, realisasi penyerapan anggaran, penyerapan pajak, hingga alokasi anggaran sosial. (jun/mediaperkebunan)

 

 

Berita Lainnya

Index