Untuk Kemajuan Industri Sawit, AII Bersama BPDP terus Lakukan Riset

Untuk Kemajuan Industri Sawit,  AII Bersama BPDP terus Lakukan Riset
Ketua Umum Asosiasi Inventor Indonesia, Prof (Ris) Ir Didiek Hadjar Goenadi MSc PhD INV saat menyampaikan sambutan di acara Seminar 2 'Invensi Teknologi Kelapa Sawit. (foto istimewa)

JAKARTA, BGNNEWS.CO.ID – Asosiasi Inventor Indonesia (AII) dengan Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) kembali mengadakan seminar tentang ‘Invensi Teknologi Kelapa Sawit untuk Peningkatan Daya Saing Industri’ di Jakarta. Seminar ini dalam rangka sosialisasi invensi hasil riset kelapa sawit (GRS 2021 – 2023).

Seminar ini menghadirkan tiga nara sumber yang berbeda di bidangnya, yakni Mohammad Alfansyah (Direktur Penyaluran Dana – BPDP), Lila Harsyah Bakhtiar (Direktur Hasil Hutan dan Perkebunan mewakili Putu Juli Ardika Dirjen Industri Agro – Kemenperin), dan Petrus Tjandra (CEO Agro Investama Group).

Kegiatan yang didukung oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) ini dibuka oleh Ketua Umum Asosiasi Inventor Indonesia, Prof (Ris) Ir Didiek Hadjar Goenadi MSc PhD INV.

''Kegiatan ini adalah bagian dari kerjasama kami (AII) dengan BPDP dalam rangka mengvaluasi hasil riset dari Grant Riset Sawit untuk melihat kelayakannya dan melangkah pada tahap komersialisasi,'' ujarnya, Prof Didiek Hadjar Goenadi.

''Kalau nanti hasil riset sudah dinyatakan kelayakannya, akan difasilitasi untuk dipertemukan dengan pelaku industri yang core bisnisnya mirip dengan invensi yang divaluasi,'' imbuhnya.

Dari valuasi dan komersialisasi teknologi hasil riset, terdapat 88 invensi yang dihasilkan dalam program Grant Riset Sawit (GRS) periode 2021-2023. 

Dari 88 invensi tersebut, tim ahli internal dan eksternal AII telah menyeleksi 16 invensi yang siap dikomersialisasi. Sembilan di antaranya telah memperoleh Letter of Intent (LOI), dan empat invensi telah mencapai tahap Non-Disclosure Agreement (NDA).

Selain itu, AII terus mendorong komersialisasi invensi dari periode sebelumnya (GRS 2019-2021), dengan dua LOI dan satu NDA yang telah diperoleh. Dua invensi telah mencapai tahap komersial, yaitu invensi Dr. Erwinsyah dari PPKS Unit Bogor yang telah sukses dikomersialkan, serta invensi lemak kalsium oleh Prof. Lienda yang telah diuji coba dalam lingkungan nyata melalui pilot project bersama KPBS Pangalengan.

Prof Didiek menambahkan, kerja sama ini sejalan dengan fokus kerja dari AII. Yakni mempertemukan inventor dengan industri dan membina para calon inventor serta promosi strategis kegiatan inventor.

Pada kesempatan yang sama, Mohammad Alfansyah menyampaikan pihaknya berterima kasih kepada AII sebagai mitra BPDP yang hingga saat ini tetap berkomitmen mendukung perkembangan industri sawit di Indonesia.

''AII telah berperan dalam menilai invensi yang berpotensi dikomersialisasikan serta menjadi jembatan antara inventor dan industri,'' ujarnya.

''Setiap tahun, ada sekitar 800 invensi yang didanai oleh BPDP melalui program GRS. Tahun ini, jumlahnya diperkirakan mencapai 1.000 invensi. Kami berharap hasil invensi ini dapat dikembangkan lebih lanjut untuk memberikan dampak positif bagi industri sawit Indonesia, yang masih menghadapi berbagai tantangan,'' ungkapnya. (bgn/sawitindonesia)

Berita Lainnya

Index