Gubri: Keberadaan Pangdam XIX Tuanku Tambusai Bisa Tingkatkan Pengamanan Daerah Pesisir

Gubri: Keberadaan Pangdam XIX Tuanku Tambusai Bisa Tingkatkan Pengamanan Daerah Pesisir
Pangdam XIX/Tuanku Tambusai, Mayjen TNI Agus Hadi Waluyo bersama Gubri Abdul Wahid dan Kapolda Riau Irjen Pol Hery Heryawan. (foto humas Polda Riau untuk bgnnews))

Pekanbaru, BGNNEWS.CO.ID - Gubernur Riau bersyukur Presiden RI memilih Riau untuk dijadikan Pangdam. Hal ini sudah tepat, karena Riau miliki pengaruh terhadap perbatasan sangat tinggi.

''Jika dilihat dari sisi geografis, Riau terletak di center-nya Pulau Sumatera, berhadapan dengan Malaysia dan Singapura. Oleh karena itu, pengamanan pun sangat penting, baik di ibu kota Pekanbaru, terkhusus daerah pesisir pengamanannya dapat ditingkatkan,'' kata Gubernur Riau (Gubri) Abdul Wahid pada ramah tamah bersama Pangdam XIX Tuanku Tambusai, di Gedung Daerah Balai Serindit, Jumat (12/9/2025) malam.

Pantauan BGNNEWS.CO.ID, selain dihadiri Gubri Riau dan Pangdam XIX/Tuanku Tambusai Mayjen TNI Agus Hadi Waluyo, ramah tamah ini juga 

dihadiri Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Provinsi Riau. Diantaranya Kapolda Riau, Irjen Pol Hery Heryawan, pimpinan DPRD Riau dan sejumlah pejabat lainnya.

Gubernur Riau Abdul Wahid juga  menyampaikan, rasa syukur sekaligus ucapan selamat datang kepada Pangdam XIX Tuanku Tambusai dan jajaran. Ia juga berterima kasih kepada Presiden RI yang telah membentuk Kodam XIX Tuanku Tambusai.

''Kami bersyukur adanya Pangdam ini, karena setidaknya lebih banyak yang dapat berkontribusi di Provinsi Riau ini. Dengan kehadiran Pangdam XIX Tuanku Tambusai ini merupakan kebanggaan dan kami yakin dengan semangat pengabdian yang dibawa akan semakin memperkuat ikhtiar bersama dalam mewujudkan Riau yang aman, damai, sejahtera serta bermarwah,'' ucap Gubri Wahid.

''Orang Melayu InsyaAllah sangat ramah dan tamah. Riau dikenal dengan Bumi Lancang Kuning, dengan slogan dari Kapolda Riau ‘Melindungi Tuah Menjaga Marwah, Takkan Melayu Hilang di Bumi’ artinya kami ingin bahwa budaya sebagai cerminan bagi kami dan merawat dengan kebudayaan,'' terangnya.

Menurutnya, keterbukaan budaya Melayu menjadikan Riau sebagai daerah yang ramah bagi pendatang. ''Begitulah terbukanya masyarakat Riau akan imigran yang ingin berkunjung maupun menetap di sini, tetapi adat dan budaya tetap yang utama,'' tambahnya.

Gubernur juga menegaskan bahwa pembentukan Kodam XIX Tuanku Tambusai menunjukkan betapa strategisnya posisi Riau dalam sistem pertahanan nasional di Pulau Sumatera.

“Nama Tuanku Tambusai yang disematkan pada Kodam ini bukan sekadar nama, tapi sebuah penghormatan. Beliau adalah pahlawan nasional dari Riau, pejuang yang gigih membela marwah bangsa. Semoga semangat beliau menjadi api yang terus menyala dalam tugas dan pengabdian kita hari ini,” sebutnya.

Ia berharap keberadaan Kodam tidak hanya memperkuat aspek pertahanan, tetapi juga membuka ruang kolaborasi lebih luas dalam penanganan kebakaran hutan dan lahan (karhutla), ketahanan pangan, serta bidang strategis lainnya.

Sementara itu, Pangdam XIX Tuanku Tambusai Mayjen TNI Agus Hadi Waluyo menyampaikan apresiasi atas penyambutan yang hangat sejak kedatangannya di Riau.

“Terima kasih atas penyambutan yang hangat mulai dari Bandara hingga ramah tamah malam ini. Saya melaksanakan tugas sebagai Panglima Kodam XIX Tuanku Tambusai, secara resmi wilayah Kodam I Bukit Barisan sudah dibagi. Pak Rio selaku Pangdam I BB kita ambilin semua wilayahnya salah satunya Riau dan Kepri, juga Sumatera Barat,” ungkap Mayjen Agus.

Ia menjelaskan, pembentukan Kodam XIX Tuanku Tambusai merupakan kebijakan Presiden RI untuk memecah wilayah Kodam I Bukit Barisan agar penanganan wilayah lebih fokus.

“Awalnya existing berada di komando pengendalian Pangdam I BB, atas kebijakan Bapak Presiden dipecah, salah satunya di Riau dan Kepri, dibentuklah Kodam XIX Tuanku Tambusai,” terangnya.

Mayjen Agus menegaskan, pemecahan wilayah bukanlah beban, melainkan tantangan yang harus dijawab dengan kerja nyata.

“Tentunya saya selaku pejabat menjadikan ini sebagai challenge atau tantangan. Jangan sampai setelah dipecah justru jadi tidak fokus. Seharusnya setelah dipecah menjadi lebih fokus,” jelasnya.

Ia juga menekankan pentingnya kolaborasi dalam menjaga keamanan wilayah. “Tentu kami tidak bisa bekerja sendirian, pasti membutuhkan dukungan dari Pemprov Riau, tokoh adat dan masyarakat untuk dapat bersama-sama berkolaborasi, bersinergi membawa Riau agar selalu kondusif dan berjalan bisa sesuai harapan bersama,” pungkas Mayjen Agus. (jdi/bgnnews)

Berita Lainnya

Index