Mentan: Indonesia Nomor Satu, Hentikan Ekspor CPO Satu Minggu Saja, Dunia Bisa Geger!

Mentan: Indonesia Nomor Satu, Hentikan Ekspor CPO Satu Minggu Saja, Dunia Bisa Geger!
Menteri Pertanian Amran Sulaiman. (foto istimewa)

Jakarta, BGNNEWS.CO.ID - Indonesia memiliki sejumlah komoditas unggulan yang menjadi bagian dari rantai pasok penting dunia, seperti minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO). Bahkan industri ini, posisi Indonesia sebagai produsen minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) terbesar di dunia dan merupakan modal strategis untuk mewujudkan cita-cita sebagai negara super power.

''Soal industri ini, pangsa pasar global mencapai 58 persen, dominasi sawit Indonesia jauh melampaui Malaysia yang hanya menguasai sekitar 28 persen pasar. Makanya CPO kita menguasai dunia. Kita nomor satu, Malaysia nomor dua. Kalau digabung, sekitar 80 persen pasokan CPO dunia ada di tangan kita. Bayangkan kalau Indonesia hentikan ekspor satu minggu saja, dunia bisa geger,'' kata Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman saat menghadiri Rakornas Kadin Indonesia Bidang Koperasi dan UMKM 2025 di Jakarta, Rabu (20/8/2025).

Menurutnya, Indonesia punya dua sektor unggulan yang punya potensi besar, antara lain pertambangan, dan pertanian itu sendiri. Salah satu komoditas yang ia garis bawahi ialah CPO.

Dominasi pasar CPO bukan sekadar angka, melainkan sebuah senjata strategis yang bisa memperkuat posisi tawar Indonesia di kancah global. Ia menekankan, potensi ini perlu dikelola dengan strategi hilirisasi yang tepat agar tidak hanya bergantung pada ekspor bahan mentah.

Salah satu langkah yang didorong pemerintah adalah transformasi CPO menjadi biofuel. ''Kita hilirisasi sekarang, itu luar biasa. Presiden Prabowo mendorong percepatan B50, bukan lagi B20 atau B30. Pertanyaannya, bagaimana caranya? Itu sedang kita siapkan,'' kata Amran.

Ia menyebutkan, hilirisasi sawit menjadi biofuel akan memperkuat ketahanan energi nasional sekaligus membuka pasar baru yang bernilai tinggi. Dengan begitu, CPO tidak lagi semata bergantung pada fluktuasi harga global, tetapi menjadi penopang energi terbarukan di dalam negeri.

Amran juga memaparkan strategi pemerintah dalam menjaga stabilitas harga CPO. Ketika harga dunia tinggi, Indonesia akan meningkatkan ekspor. Sebaliknya, saat harga anjlok, CPO dialihkan untuk produksi solar, meniru pola Brasil dalam mengelola gula dan etanol.

''Kalau harga dunia naik, kita ekspor. Kalau turun, kita tarik menjadi solar. Seperti Brasil, saat harga gula tinggi, mereka keluarkan gula. Kalau turun, mereka keluarkan etanol. Pola ini bisa jadi senjata kita juga,'' tegasnya. (jdi/els)

Berita Lainnya

Index