Jaga Ekosistem Kebun Sawit, Petani Diminta Hindari Penyemprotan Berlebihan

Jaga Ekosistem Kebun Sawit, Petani Diminta Hindari Penyemprotan Berlebihan
Petani melakukan penyemprotan pada gulma sawit. (foto istimewa)

Pekanbaru, BGNNEWS.CO.ID - Kepada para petani kelapa sawit agar bijak menggunakan herbisida untuk mengendalikan gulma. Sebab, pemakaian herbisida yang tidak tepat dapat menimbulkan dampak buruk terhadap lingkungan, kesehatan manusia, serta menurunkan keanekaragaman hayati di kebun.

''Herbisida memang efektif menekan pertumbuhan gulma, tapi penggunaannya harus tepat jenis, dosis, dan waktu. Jika berlebihan atau salah sasaran, bukan hanya gulmanya yang mati, tapi juga mikroorganisme tanah ikut terganggu, bahkan bisa mencemari air,'' kata Agronom Universitas Islam Riau (UIR), Yusuf SP mengingatkan, Rabu (13/8/2025).

Yusuf menjelaskan, herbisida terbagi menjadi dua jenis utama, yakni herbisida kontak yang bekerja langsung pada bagian tanaman yang terkena semprot, dan herbisida sistemik yang diserap hingga ke akar. Beberapa bahan aktif yang umum digunakan antara lain glifosat, paraquat, glufosinat, dan metsulfuron metil.

Ia menekankan bahwa pengendalian gulma di perkebunan kelapa sawit sebaiknya tidak dilakukan secara total. 

“Area bebas gulma cukup di piringan dan pasar pikul. Di gawangan mati, gulma cukup dikendalikan secara selektif agar ekosistem tetap terjaga,” jelasnya.

Selain herbisida kimia, Yusuf juga mendorong petani untuk mulai mempertimbangkan herbisida alami yang lebih ramah lingkungan, meskipun efektivitasnya tidak sekuat herbisida kimia. 

''Memang perlu aplikasi lebih sering dan biayanya sedikit lebih mahal, tapi dampak jangka panjang terhadap lingkungan lebih aman,'' tambahnya.

Yusuf mengimbau petani selalu membaca label produk, menggunakan alat semprot yang bersih, dan mengatur dosis sesuai anjuran. 

''Kesalahan yang sering terjadi adalah dosis yang terlalu tinggi atau penyemprotan di waktu yang salah, misalnya saat angin kencang atau menjelang hujan. Itu tidak efektif dan berisiko membahayakan,'' pungkasnya. (Ade)

Berita Lainnya

Index