Inovasi Baru, Teknologi Sawit 4.0 Bisa Menghematkan Pemakaian Pupuk

Inovasi Baru, Teknologi Sawit 4.0 Bisa Menghematkan Pemakaian Pupuk
Para pembicara di Konvensi Sains, Teknologi, dan Industri Indonesia (KSTI) 2025. (foto istimewa)

Jakarta, BGNNEWS.CO.ID - Bagi pekebun sawit, ada inovasi baru dari Institut Pertanian Bogor (IPB). Yakni, konsep teknologi sawit 4.0 yang manfaatnya bisa menghemat pemakaian pupuk.

Rektor IPB University, Arif Satria menjelaskan, konsep ini mengintegrasikan kecerdasan buatan (AI), satelit, dan robotika untuk mendorong produktivitas sekaligus keberlanjutan kebun sawit rakyat.

Tahap awal riset Sawit 4.0 dimulai dengan pemetaan populasi sawit berbasis AI. Teknologi ini memberikan gambaran detil tentang kondisi kebun dan jumlah pohon, sehingga data yang dihasilkan jauh lebih akurat dibanding metode konvensional. Data ini kemudian diolah melalui sistem PRECI PALM, yang memanfaatkan citra satelit untuk menentukan rekomendasi pemupukan presisi.

Hasil uji lapangan menunjukkan, pendekatan ini mampu menghemat penggunaan pupuk hingga 20 persen tanpa menurunkan produktivitas panen. Efisiensi ini sangat penting bagi petani sawit rakyat yang selama ini menghadapi tantangan biaya input produksi yang terus meningkat.

Inovasi kedua antara lain, rekomendasi pemupukan dari PRECI PALM dieksekusi menggunakan FASTREX, mesin presisi yang berfungsi ganda sebagai pemupuk sekaligus transporter. Perangkat ini bekerja dengan integrasi penuh terhadap data digital, sehingga pupuk didistribusikan secara tepat dosis dan lokasi. Hasilnya, pemborosan pupuk bisa ditekan, dan distribusi nutrisi lebih merata di seluruh kebun.

Dikatakannya, bahwa manfaat Sawit 4.0 tidak hanya terbatas pada Indonesia. ''Added value dari inovasi-inovasi IPB tidak hanya berpengaruh kepada Indonesia, tetapi juga bisa diadopsi di negara-negara penghasil sawit lain,'' jelasnya dalam keterangan dikutip Rabu (13/8/2025).

Sementara itu, pemerintah melalui Direktorat Alat dan Mesin Pertanian Pascapanen Kementan juga menegaskan dukungan terhadap adopsi teknologi modern di kebun rakyat. Direktur Opik Ahmad Ropik menyatakan, kolaborasi akademisi, praktisi, dan pemerintah sangat diperlukan agar teknologi dapat diimplementasikan secara efektif. (jdi/els)

Berita Lainnya

Index