Riau di Jalur Emas Jadikan UMKM Sawit Motor Pertumbuhan Ekonomi dari Hulu Hingga Hilir

Riau di Jalur Emas Jadikan UMKM Sawit Motor Pertumbuhan Ekonomi dari Hulu Hingga Hilir
Ilustrasi pabrik kelapa sawit milik PTPN IV di Riau. (foto istimewa)

Pekanbaru,BGNNEWS.CO.ID - Saat ini terdata 287 pabrik kelapa sawit (PKS) beroperasi di Riau. Dengan jumlah pabrik yang beroperasi tersebut, tren investasi akan terus mengalir. 

Hal ini menjadikan Riau berada di jalur emas untuk menjadikan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) sawit sebagai motor pertumbuhan ekonomi daerah, dari hulu perkebunan hingga hilir produk bernilai tambah. Diantaranya memproduksi berbagai produk turunan hingga mengolah limbah sawit menjadi komoditas bernilai jual.

''Ada 287 pabrik kelapa sawit (PKS) di Riau. Berdasarkan data Sistem Informasi Industri Nasional (SIINAS), tercatat 190 perusahaan dengan kapasitas total mencapai 12.857 ton tandan buah segar (TBS) per jam,'' kata Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Riau, Yusuf Nuh, dalam acara pameran sawit di Riau, kemarin.

Dijelaskannya, pada semester I/2025, investasi hilirisasi kelapa sawit di Riau berkontribusi hingga 60% dari total Rp6,23 triliun realisasi investasi hilirisasi sumber daya alam di provinsi ini.

Dia menilai bahwa hilirisasi sawit bukan hanya ranah korporasi besar. UMKM di Riau mulai memanfaatkan peluang dengan memproduksi minyak goreng kemasan, sabun, lilin, pupuk organik, hingga produk kreatif dari limbah sawit.

Tren legalitas UMKM pun menunjukkan perkembangan positif, meski tantangan seperti legalitas lahan, pembiayaan ISPO, keterbatasan teknologi dan inovasi, serta kampanye negatif terhadap sawit masih membayangi.

''Dengan realisasi investasi di sektor bahan minyak goreng hampir Rp4 triliun setahun ini, peluang ekonomi bagi UMKM sawit terbuka sangat lebar,'' tambah Yusuf.

Selain meningkatkan nilai tambah, hilirisasi kelapa sawit mampu menciptakan lapangan kerja baru, mendorong transfer teknologi, dan memperkuat posisi Riau sebagai pusat industri sawit nasional. Dukungan pemerintah, kolaborasi dengan pelaku usaha besar, serta inovasi produk menjadi kunci agar UMKM bisa bersaing di pasar domestik maupun internasional.

''Seperti diketahui kalau industri sawit kini sudah masuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) era Presiden Prabowo Subianto. Bahkan di tengah gejolak global dan tarif baru AS, ekspor nonmigas, termasuk sawit, tetap meningkat,'' ungkapnya. (jdi/els)

Berita Lainnya

Index