Tingkatkan Ekonomi Warga, Bupati Garut Persilahkan Warga Tanam Sawit di Lahan Seluas 1.500 Ha

Tingkatkan Ekonomi Warga, Bupati Garut Persilahkan Warga Tanam Sawit di Lahan Seluas 1.500 Ha
Rapat pembahasan pengelolaan kebun sawit masyarakat di Garut. (foto Diskominfo Garut)

Garut,BGNNEWS.CO.ID - Bupati Garut, Provinsi Jawa Barat, Abdusy Syakur Amin mengambil kebijakan strategis dalam meningkatkan ekonomi warga. Langkah tersebut yakni membuka peluang bagi masyarakat untuk mengelola lahan sawit seluas 1.500 hektare milik PT Condong, sebuah perusahaan perkebunan yang telah beroperasi sejak era kolonial.

''Ada 1.500 hektare yang akan kita serahkan ke masyarakat,'' kata Bupati  Amin saat ditemui di Sekretariat Daerah Garut beberapa hari lalu.

Langkah ini menjadi bagian dari diskusi antara Pemkab Garut dengan PT Condong yang saat ini tengah mempersiapkan proses perpanjangan Hak Guna Usaha (HGU). Pemerintah daerah ingin memastikan bahwa pembaruan izin ini berdampak langsung pada kesejahteraan warga.

Menurut Bupati, pengelolaan langsung oleh masyarakat akan membuka akses ekonomi yang lebih merata. Masyarakat tidak hanya berperan sebagai tenaga kerja, tetapi juga sebagai pemilik manfaat lahan.

Pemkab juga akan memberikan pendampingan berupa akses ke modal pinjaman ringan dan pelatihan tumpang sari untuk mengisi masa tunggu panen sawit yang memakan waktu sekitar tiga tahun. Tanaman sela seperti jagung, kacang-kacangan, dan sayuran menjadi opsi untuk menjaga ketahanan pangan keluarga.

''Selama 3 tahun pertama, masyarakat dianjurkan untuk tanam jagung atau tanaman lain yang bisa membantu kebutuhan hidup,'' katanya.

Bupati Garut menilai, kelapa sawit adalah komoditas bernilai ekonomi tinggi. Dengan harga Rp2.500 per kilogram dan produksi 500 kg hingga 2 ton per hektare, warga berpotensi mendapatkan penghasilan hingga Rp4 juta per bulan.

Yang lebih menggembirakan, PT Condong menyatakan siap membeli hasil panen masyarakat secara langsung. Ini menjawab kekhawatiran umum petani sawit mandiri soal pasar.

“Sekarang sudah pasti dibeli oleh Condong. Jadi nggak ada lagi yang bingung jual hasil panen,” tegas Amin.

Langkah kolaboratif ini diharapkan menjadi model pembangunan perkebunan rakyat yang inklusif dan berkelanjutan. Program ini bukan hanya soal tanam dan panen, tapi soal memberdayakan rakyat menjadi pelaku utama dalam pengelolaan sumber daya alamnya sendiri. (jdi/els)

Berita Lainnya

Index