Pontianak, BGNNEWS.CO.ID - Bungkil kelapa sawit atau palm kernel expeller asal Kabupaten Kapuas Hulu kini rutin diekspor ke Malaysia lewat Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Badau.
Ekspor komoditas ini difasilitasi oleh Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan Kalimantan Barat, melalui Satuan Pelayanan PLBN Badau, yang bekerja sama dengan CIQS (Custom, Immigration, Quarantine, and Security), BNPP, serta sejumlah instansi perbatasan lainnya.
Menurut data Karantina Kalbar, ekspor bungkil kelapa sawit dari PLBN Badau sudah berlangsung sejak tahun 2024, dengan volume awal sebanyak 546 ton dan nilai mencapai Rp 983,8 juta. Memasuki semester I tahun 2025, jumlahnya melonjak signifikan sebanyak 1.279,8 ton dengan nilai Rp 2,02 miliar.
''Pelayanan ekspor terhadap bungkil kelapa sawit merupakan wujud nyata fungsi karantina sebagai economic tools yang bersinergi dalam menggerakkan ekonomi perbatasan,'' ujar Kepala Satuan Pelayanan PLBN Badau, Adiran Prasetyo dalam rilisnya, Rabu (30/7/2025).
Bungkil kelapa sawit merupakan hasil samping dari pemrosesan inti sawit. Komposisinya terdiri dari daging buah dan batok inti sawit, yang setelah diproses menghasilkan sekitar 45% bungkil inti sawit (BIS). Produk ini dikenal memiliki nilai nutrisi tinggi dan menjadi penguat (konsentrat) pakan ternak, sehingga sangat diminati oleh negara tetangga seperti Malaysia.
Kepopuleran kelapa sawit sebagai komoditas perkebunan di Kapuas Hulu pun menjadi potensi besar. Dengan dukungan ekspor rutin, bungkil sawit menjadi komoditas strategis yang tak hanya mendukung petani lokal tapi juga menyumbang devisa negara dari kawasan perbatasan.
Ekspor komoditas pertanian seperti bungkil sawit tak lepas dari pengawasan ketat. Awaludiansyah, Pemeriksa Karantina Tumbuhan dari Satpel PLBN Badau, memastikan setiap prosedur dilakukan sesuai standar negara tujuan.
“Kami periksa kesesuaian dengan import permit dari Malaysia, memastikan bungkil layak ekspor, serta mengawasi fumigasi oleh fumigator tersertifikasi. Ini penting agar produk bebas dari serangga hidup dan aman dikonsumsi,” jelasnya.
Langkah-langkah ini menjadi jaminan bahwa produk ekspor Indonesia memenuhi standar internasional, sekaligus membangun kepercayaan dagang jangka panjang dengan mitra luar negeri. (jdi/els)