Pekanbaru, BGNNEWS.CO.ID - Dr drh H Chaidir MM kembali memimpin Forum Komunikasi Pemuka Masyarakat Riau (FKPMR) untuk periode 2025–2030. Pengukuhan tersebut berlangsung khidmat di Balai Serindit, Kompleks Gubernuran Riau, Rabu (30/7/2025), dan dihadiri langsung oleh Gubernur Riau, Abdul Wahid.
FKPMR, yang telah berdiri sejak 21 Juni 1998, merupakan wadah bagi para tokoh masyarakat lintas etnis dan latar belakang di Riau. Chaidir sebelumnya telah memegang jabatan serupa pada periode 2019–2024, dan kembali dipercaya menakhodai forum ini berdasarkan keputusan Musyawarah Besar (Mubes) III FKPMR.
Acara pengukuhan dihadiri sejumlah tokoh penting, termasuk pimpinan DPRD Riau, para kepala daerah, unsur Majelis Ulama Indonesia (MUI), ketua-ketua paguyuban, dan para pemuka masyarakat dari berbagai latar.
Gubernur Riau Abdul Wahid mengucapkan selamat kepada Chaidir serta seluruh jajaran pengurus baru FKPMR. Ia berharap forum ini dapat menjadi mitra strategis bagi pemerintah daerah dalam mengatasi berbagai persoalan yang ada di Riau.
“Selamat dan sukses kepada Pak Chaidir atas amanah yang kembali diberikan. Kepengurusan FKPMR yang diisi oleh hampir seratus tokoh besar ini sangat kami harapkan kontribusinya dalam memberikan masukan dan arahan untuk kemajuan masyarakat Riau,” ujar Wahid.
Ia menambahkan, selama lima bulan masa kepemimpinannya, berbagai permasalahan daerah seperti kabut asap telah mulai diidentifikasi, dan partisipasi aktif dari seluruh elemen masyarakat sangat dibutuhkan.
“Pemprov Riau selalu membuka ruang partisipatif. Kita butuh sinergi untuk membawa Riau ke arah yang lebih baik,” jelasnya.
Chaidir dalam sambutannya menyampaikan bahwa amanah memimpin FKPMR merupakan beban tanggung jawab yang besar bagi masa depan Tanah Melayu.
“Ini adalah tanggung jawab yang tak ringan. Kita akan meninggalkan warisan untuk anak cucu kita, dan akan menjadi sebuah dosa besar bila tidak ada yang bisa diwariskan,” tegasnya.
Ia juga menyoroti pentingnya menjaga keberagaman di tengah pluralitas masyarakat Riau. Menurutnya, hanya 34 persen penduduk Riau yang merupakan etnis Melayu, sementara sisanya terdiri dari Jawa, Minang, Batak, Tionghoa, dan lainnya.
“Kita memiliki tanggung jawab moral untuk merangkul semua kelompok masyarakat agar nilai-nilai luhur tetap terjaga dan hidup harmonis,” ungkap Chaidir.
Dengan mengusung tema “Kayuh Kompak Melayu Bedelau,” Chaidir meyakini semangat kebersamaan dapat menjadi solusi utama dalam menyelesaikan berbagai persoalan. (Ade)