Jakarta, BGNNEWS.CO.ID - Perundingan Indonesia–European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA) rampung. Dengan demikian, Pemerintah Indonesia menargetkan ekspor produk sawit ke Uni Eropa meningkat signifikan pada paruh kedua 2025.
''Sekarang dengan IEU-CEPA, kita bisa mengekspor lebih banyak produk sawit ke Uni Eropa, dan ini kami harapkan menjadi salah satu sumber pendorong ekonomi di semester II 2025,'' kata Direktur Jenderal Strategi Ekonomi dan Fiskal Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu, Selasa (22/7/2025).
Menurutnya, kesepakatan tersebut diharapkan menjadi motor penggerak baru bagi kinerja ekspor dan pertumbuhan ekonomi nasional.
''Pembukaan akses pasar Uni Eropa akan memberi dorongan besar bagi komoditas sawit, yang selama ini menghadapi tekanan regulasi dan tarif,'' tambahnya.
Seperti diketahui, perjanjian IEU-CEPA berlangsung hampir satu dekade dengan lebih dari 19 putaran negosiasi. Dari hasil negosiasi memberi keuntungan strategis bagi Indonesia.
Salah satunya adalah pembebasan tarif bea masuk untuk 80% produk ekspor asal Indonesia, termasuk komoditas unggulan seperti sawit. Keringanan tarif ini akan berlaku dalam 1–2 tahun setelah perjanjian resmi disahkan.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto menegaskan, bahwa kesepakatan IEU-CEPA merupakan pencapaian penting di tengah ketidakpastian global.
Selain membuka akses pasar baru, pemerintah menilai kesepakatan ini dapat mendukung penguatan neraca perdagangan serta menjadi penopang pertumbuhan, terutama setelah keputusan Amerika Serikat menurunkan tarif impor produk Indonesia. Dengan dua peluang dagang besar tersebut, pemerintah optimistis kinerja ekspor akan pulih di tengah perlambatan global. (jdi/swi)