BPDP Ajarkan Puluhan Petani Aceh Jurus Mencari Bibit Sawit Unggul

BPDP Ajarkan Puluhan Petani Aceh Jurus Mencari Bibit Sawit Unggul
Dr Ir Hariyadi MS bersama peserta pelatihan. (foto istimewa)

Banda Aceh, BGNNEWS.CO.ID - Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) bersama Direktorat Jenderal Perkebunan (Ditjenbun) Kementerian Pertanian (Kementan), dan IPB Training melatih puluhan petani Aceh jurus cara mendapatkan bibit kelapa sawit yang unggul dan berkualitas.

Pelatihan untuk meningkatkan sumber daya manusia (SDM) ini dilaksanakan disalah satu hotel di Banda Aceh, dilaksanakan mulai 8 Juli dan berakhir 12 Juli 2025.

Pelatih handal dari IPB Training, Dr Ir Hariyadi MS selaku trainer membocorkan satu per satu jurus kunci memilih bibit sawit yang unggul dan berkualitas.

''Mulai dari jurus pemilihan bibit unggul, bagaimana pengelolaan lahan, teknik penanaman, pemupukan, hingga bagaimana cara pengendalian hama dan penyakit tanaman,'' kata Hariyadi.

Hariyadi mengungkapkan bahwa banyak petani yang membeli bibit kelapa sawit di pasaran tanpa mengetahui bagaimana asal-usul san kualitasnya.

''Nah dalam pelatihan ini, kami mengajarkan para petani untuk memilih bibit unggul dengan kriteria yang jelas, seperti bibit yang sudah berumur minimal 9 bulan, tinggi 125 cm, dan memiliki 18 pelepah,'' jelas Hariyadi.

Dirinya juga mengingatkan pentingnya tujuh aspek utama dalam budidaya kelapa sawit yang sukses dan berkelanjutan, yaitu: legalitas atau keabsahan, produktivitas, dan kualitas.

Selanjutnya, adalah unsur kontinuitas atau kesinambungan, sustainabilitas atau keberlanjutan, traceabilitas atau Ketertelusuran, dan profitabilitas atau keuntungan. Dia berharap semua aspek ini dapat membuat para petani sawit peserta pelatihan bisa lebih mandiri dan mampu menjalankan usaha pertanian kelapa sawit yang berkelanjutan.

Lebih lanjut dirinya menekankan tentang pentingnya penguasaan tujuh aspek utama yang menjadi kunci keberhasilan dalam budidaya kelapa sawit: Legalitas, yakni kepemilikan lahan dan sertifikasi benih yang jelas dan sah. Produktivitas, yaitu hasil panen yang tinggi secara konsisten. Kualitas,berupa mutu tandan buah segar yang sesuai standar industri.

Kontinuitas, yakni ketersediaanhasil panen secara berkelanjutan. Sustainabilitas, atau penerapan praktik usaha tani yang ramah lingkungan. Traceabilitas, kemampuan melacak asal-usul produk dari hulu hingga hilir.

Profitabilitas, yakni usaha tani yang menguntungkan secara ekonomi. “Kami ingin para petani sawit menjadi mandiri, paham mutu dan kualitas, serta mampu menjalankan usaha tani yang berkelanjutan. Dengan begitu, hasil panen mereka akan semakin optimal,” jelas Hariyadi. (jdi/medbun)

Berita Lainnya

Index