Ini Inovasi Unja untuk Petani Sawit Berkelanjutan di Jambi

Ini Inovasi Unja untuk Petani Sawit Berkelanjutan di Jambi
Rektor Unja saat peluncuran DIGISAWIT. (foto istimewa)

Mendalo, BGNNEWS.CO.ID - Untuk membantu para petani sawit, sebuah inovasi baru berhasil diciptakan Universitas Jambi (Unja). Bahkan terobosan penting di dunia perkebunan sawit ini telah diluncurkan kemarin.

Inovasi itu bernama DIGISAWIT, Sistem Informasi Korporasi Petani Sawit Digital Berkelanjutan yang digadang-gadang akan menjadi solusi nyata atas berbagai persoalan klasik yang selama ini membelenggu petani sawit di Jambi.

Saat peluncuran sejumlah tokoh hadir, mulai dari Rektor UNJA Helmi, Sekda Provinsi Jambi H. Sudirman (mewakili Gubernur), pimpinan daerah dari Kabupaten Muaro Jambi dan Batang Hari, perwakilan dari Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP), akademisi, mitra koperasi unit desa (KUD), serta para petani dan mahasiswa.

Rektor UNJA, Helmi mengatakan, DIGISAWIT dirancang sebagai platform digital terintegrasi yang menghubungkan manajemen kebun, produksi, dan pemasaran secara real-time berbasis traceability dan prinsip ramah lingkungan. Sistem ini sekaligus dirancang untuk mendukung sertifikasi sawit berkelanjutan yang kini menjadi prasyarat penting di pasar global, khususnya Uni Eropa.

“Aplikasi ini adalah bukti bahwa UNJA hadir dan berdampak nyata bagi masyarakat. Ini hasil kerja keras tim peneliti kami yang didanai BPDP. Harapannya, DIGISAWIT bisa meningkatkan kesejahteraan petani sawit sekaligus membantu menurunkan kemiskinan ekstrem di Provinsi Jambi,” ujar Helmi dilansir BGNNEWS.CO.ID dari laman UNJA, Minggu (22/6/2025).

Kondisi yang dihadapi petani sawit swadaya di Jambi memang cukup kompleks. Tingginya biaya input produksi, rendahnya produktivitas yang bahkan mencapai 60% di bawah potensi optimal serta akses pasar yang terbatas menjadi tantangan utama. Lebih dari 42.000 pekerja kebun sawit di provinsi ini masih hidup dalam kemiskinan ekstrem karena tak memiliki lahan dan kesulitan membentuk kelompok tani.

Lebih dari sekadar alat pencatat produksi, DIGISAWIT hadir dengan semangat transformasi struktural: memperkuat posisi tawar petani dalam rantai nilai industri sawit, membuka peluang ekspor berbasis keberlanjutan, serta memfasilitasi kolaborasi antara petani dengan pemerintah, perguruan tinggi, dan lembaga riset internasional.

Prof. Suandi dari BPDP menambahkan, kehadiran DIGISAWIT merupakan bentuk pemanfaatan dana sawit secara strategis untuk memperkuat kelembagaan petani di lapangan.

“Ini adalah perwujudan visi BPDP untuk tidak hanya mendorong hilirisasi produk, tapi juga memberdayakan petani sawit secara langsung,” ucapnya. (jdi)

 

 

Berita Lainnya

Index