Negara Produsen Kelapa, Saint Lucia Malah Ingin Belajar dari Indonesia

Negara Produsen Kelapa, Saint Lucia Malah Ingin Belajar dari Indonesia
Dubes Saint Lucia untuk Indonesia, Menissa Rambally bersama pejabat Kemenperin. (Foto istimewa)

Jakarta, BGNNEWS.CO.ID - Sanit Lucia, sebuah negara kepulauan berskala kecil di kawasan laut Karibia diketahui sebagai penghasil perkebunan kelapa. Meski demikian, negara tersebut malah ingin belajar banyak dari Republik Indonesia soal kelapa.

Niat tersebut ditandai dengan kunjungan Duta Besar (Dubes) Saint Lucia untuk Indonesia, Menissa Rambally, kepada Masrokhan selaku Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) pada Kementerian Perindustrian (Kemenperin).

Dalama pertemuan yang digelar beberapa waktu yang lalu tersebut, kedua tokoh membahas mengenai potensi dan peluang kerja sama sektor industri agro yang sudah dan akan dilaksanakan, termasuk penyelenggaraan pelatihan bagi negara-negara di Kepulauan Karibia.

Sebagai tindak lanjut dari pelatihan tersebut, Masrokhan bilang, BPSDMI akan melakukan pengembangan inkubator bisnis produk kelapa dan turunannya dengan tujuan agar setiap negara mampu menghasilkan calon entrepreneur secara berkelanjutan.

''Untuk tahun ini akan dilaksanakan studi kelayakan atau feasibility study pada tanggal 7-22 Juni 2025 dalam rangka memetakan kebutuhan negara Saint Lucia dan negara Guyana dalam pendampingan pembangunan inkubator bisnis produk turunan kelapa,'' jelasnya.

Menurut Masrokhan, kelapa merupakan komoditas yang potensial dikembangkan bagi kedua negara, dan pendirian inkubator bisnis ini diharapkan dapat membuka peluang baru bagi pengolahan kelapa secara lebih efisien dan ramah lingkungan.

Selain pengembangan inkubator bisnis, BPSDMI juga berencana untuk membangun mini plant pengolahan kelapa di Saint Lucia dengan dukungan Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) bidang pangan, yaitu Organisasi Pangan dan Pertanian atau Food and Agriculture Organization (FAO).

Duta Besar Saint Lucia untuk Indonesia, Menissa Rambally menyatakan, bahwa kelapa adalah sumber daya alam yang sangat berlimpah dan hanya dimanfaatkan untuk produksi minyak kelapa di Saint Lucia, namun banyak tekanan yang dihadapi oleh industri.

''Bagi kami, kelapa merupakan komoditas yang sangat berharga. Jadi, kerjasama dengan Kemenperin ini sangat berarti bagi kami untuk kami dapat membangun kembali industri kelapa yang lesu,'' ucap sang Dubes.

Menissa juga menyampaikan, Perdana Menteri Saint Lucia sudah memberikan mandat untuk memperluas investasi terhadap wiraswasta dan pelaku usaha muda, terutama di sektor agro, dengan mengajak mereka untuk terlibat di industri dan perekonomian negara. (jdi/mediaperkebunan)

 

Berita Lainnya

Index