Teknologi dan Inovasi Semakin Maju, Petani Sawit Harus Ikuti Perkembangan

Teknologi dan Inovasi Semakin Maju, Petani Sawit Harus Ikuti Perkembangan
Petani sedang memanen sawit. (foto istimewa)

Jakarta, BGNNEWS.CO.ID - Inovasi dan teknologi industri perkebunan kelapa sawit semakin maju dan berkembang, baik dari sektor hulu berupa bahan baku tandan buah segar (TBS), maupun di sektor hilir berupa pengolahan TBS itu sendiri.

Seperti halnya untuk sektor hulu sawit, teknologi pemamenan saja terus berkembang. Saat ini saja sudah tercipta egrek bermesin atau egrek otomatis yang bisa membuat petani gampang memanen TBS.

Bahkan, berbagai lembaga penelitian telah mempunyai menciptakan varietas kelapa sawit yang bisa menghasilkan TBS dengan kadar rendemen yang tinggi, mampu menciptakan tanaman sawit yang berpelepah pendek, dan sebagainya.

Begitu juga di sektor hilir, teknologi yang muncul juga enggak kalah canggihnya, terutama yang terkait dengan upaya pengolahan TBS menjadi berbagai produk olahan di luar minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) dan inti sawit (palm kernel/PK) yang merupakan dua produk paling dasar di industri pengolahan sawit.

Kini muncul teknologi dan inovasi yang terbaru, yaitu pengawetan buah kelapa sawit atau TBS yang sudah mendapatkan hak paten dari Pemerintah Republik Indonesia, dengan nomor paten IDS000010158.

Teknologi pengawetan TBS atau brondolan matang tersebut diciptakan oleh tiga orang pakar sawit, yaitu Darmono Taniwiryono, Suta Setasena, dan Sri Anom Amongjati. 

Menurut salah satu inventor teknologi pengawetan berondolan matang tersebut, Darmono Taniwiryono, Minggu (11/5/2025), inovasi yang mereka lakukan itu bakal menjadi kabar baik bagi petani kelapa sawit di seluruh Indonesia.

Menurut pria yang juga diketahui memahami cara mengatasi ganoderma pada sawit ini, jika pasar buah sawit terbuka lebar ke luar negeri, maka posisi tawar petani sawit bisa meningkat.

Sebagai seorang ilmuwan, Darmono Taniwiryono sangat meyakini kalau minyak kelapa sawit itu lebih dari sekadar minyak, begitu banyak manfaat yang terkandung di dalamnya.

''Negara-negara maju tidak hanya tertarik pada minyak sawit. Sabut dan cangkang sawit yang kaya energi biomassa menjadi daya tarik tambahan,'' urai Darmono.

Pihak asing itu, melihat sawit sebagai sumber energi baru dan terbarukan, sekaligus sangat bagus bagi bahan baku industri.

“Plus ditunjang lagi dengan lokasi Indonesia yang strategis membuat pengiriman ke Asia Timur sangat efisien. Maka bukan tidak mungkin, ekspor buah sawit akan menjadi primadona baru,” kata Darmono Taniwiryono.

Karena itu, sekali lagi ia mengatakan, para petani kelapa sawit harus bersiap diri, baik dalam menyambut teknologi dan inovasi terbaru di dunia sawit maupun bersiap diri untuk bisa lebih sejahtera. (jdi/mediaperkebunan)

 

 

Berita Lainnya

Index