PEKANBARU,BGNNEWS.CO.ID - Gubernur Bengkulu Helmi Hasan mengundang TikToker kuliner terkenal, Willie Salim, untuk memasak bersama Ustaz Derry Sulaiman dalam acara halal bihalal di Masjid Baitul Izzah, Padang Harapan, Kota Bengkulu, beberapa waktu lalu.
Kegiatan ini mampu mendulang perhatian jutaan netizen. Sebab, acara tanpa membebani Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dan menjadi strategi promosi daerah yang cerdas dan relevan dengan zaman.
Di era digital saat ini, media sosial telah menjadi panggung utama yang mampu mengangkat nama suatu daerah ke kancah nasional, bahkan internasional. Dengan menggandeng sosok seperti Willie Salim yang dikenal luas karena kontennya yang mengangkat kekayaan kuliner Nusantara pemerintah provinsi Bengkulu mengambil langkah inovatif untuk memperkenalkan potensi daerah melalui cara yang segar, populer, dan efektif.
Mengapa langkah ini patut diacungi jempol? Pertama, dengan menggandeng sosok populer seperti Willie Salim, Bengkulu akan “naik daun” di media sosial. Bayangkan, konten masak-memasak makanan khas Bengkulu untuk 100 ribu orang—yang sekaligus mengundang rasa penasaran publik tentang kuliner dan budaya lokal—bisa viral tanpa biaya besar. Ini adalah contoh pemasaran daerah yang cerdas di era digital.
Hal yang lebih menarik lagi, kegiatan ini tidak membebani Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Artinya, pemerintah berhasil menghadirkan tokoh nasional tanpa harus menguras dana publik. Ini adalah contoh sinergi yang baik antara kreativitas pemerintah dan kekuatan media sosial sebagai alat diplomasi budaya.
Kehadiran Willie Salim, yang akan memasak untuk 100 ribu orang bersama Ustaz Derry Sulaiman dalam suasana penuh silaturahmi dan Ini adalah simbol bagaimana Bengkulu bisa tampil sebagai daerah yang terbuka, hangat, dan harmonis.
Selain itu Masyarakat juga ikut berpartisipasi menyiapkan 70.000 ikan untuk menu “ikan asam pede” dan ratusan kilo daging, Helmi Hasan juga mengumumkan doorprize umroh bagi warga yang beruntung. Hadiah umroh ini murni sumbangan dari Masyarakat bahkan 8 ekor sapi yang disumbangkan langsung oleh warga. Langkah ini menunjukkan betapa masyarakat Bengkulu antusias dan bangga ikut memeriahkan acara.
Ini juga bisa menjadi inspirasi bagi daerah lain: bahwa promosi wilayah tidak harus selalu lewat baliho atau pameran konvensional. Dengan pendekatan yang tepat, publik figur digital bisa menjadi duta informal yang membawa nama daerah dengan cara yang lebih hidup dan membumi.
Semoga momentum ini tidak hanya menjadi hiburan sesaat, tetapi juga awal dari narasi baru Bengkulu yang lebih dikenal, dicintai, dan dikunjungi.(Yos)