PEKANBARU,BGNNEWS.CO.ID - Penerapan jarak tanam yang tepat pada perkebunan kelapa sawit menjadi faktor krusial dalam menentukan produktivitas dan keberlanjutan usaha perkebunan.
"Jarak tanam yang ideal untuk kelapa sawit adalah 9 x 9 meter dengan pola segitiga sama sisi atau biasa disebut pola triangular. Pola ini memungkinkan populasi optimal 143 pohon per hektar," kata Penthiel Effendi, konsultan perkebunan sawit asal Rokan Hilir dalam sebuah diskusi dengan komunitas The Brondols Jumat, (14/3/2025).
Menurut Effendi, kesalahan dalam penerapan jarak tanam berdampak langsung pada produktivitas. Data yang dikumpulkan dari perkebunan binaan menunjukkan bahwa jarak tanam terlalu rapat menyebabkan penurunan produksi hingga 30 persen akibat persaingan unsur hara dan sinar matahari.
"Banyak petani menggunakan jarak tanam 7 x 7 meter dengan asumsi semakin banyak pohon semakin tinggi produksi. Padahal setelah tahun kelima, justru produktivitas per pohon menurun drastis," ungkapnya.
Effendi menambahkan, pengamatannya pada lahan percontohan di Kabupaten Rokan Hilir membuktikan bahwa kebun dengan jarak tanam ideal mencapai produksi rata-rata 28-32 ton TBS (Tandan Buah Segar) per hektar per tahun, sementara kebun dengan jarak terlalu rapat hanya mencapai 18-22 ton TBS.
"Faktor penting lainnya adalah memperhatikan kontur tanah dan drainase. Pada lahan bergelombang, jarak tanam mungkin perlu penyesuaian untuk mengoptimalkan tangkapan sinar matahari," tambahnya.
Sebagai penutup, Effendi menekankan pentingnya konsultasi sebelum membuka lahan baru.
"Investasi jangka panjang seperti sawit butuh perencanaan teliti dari awal. Kesalahan jarak tanam sulit diperbaiki dan dampaknya bisa terasa hingga 25 tahun masa produktif tanaman," pungkasnya.(ade/bgn)