PEKANBARU,BGNNEWS.CO.ID - Petani kelapa sawit di Indonesia dihadapkan pada tantangan yang mengancam produktivitas perkebunan mereka. Jamur Ganoderma, yang dikenal sebagai penyebab busuk akar dan batang pada tanaman perkebunan, menjadi musuh utama para petani kelapa sawit.
Hal ini disampaikan oleh agronom Universitas Riau (UNRI) Hakim S.P dalam wawancara BGNNEWS.CO.ID Kamis (13/3/2025). Menurut Hakim, Ganoderma adalah organisme eukariotik yang termasuk dalam kelompok jamur sejati.
''Ganoderma mendapatkan makanan secara heterotrof yaitu dengan mengambil makanan dari bahan organik di sekitar tempat tumbuhnya,'' jelas Hakim.
Meskipun beberapa jenis Ganoderma bersifat saprofit (menguntungkan) dan dapat digunakan sebagai bahan obat bagi kesehatan manusia, namun jenis lainnya bersifat parasit yang sangat merugikan perkebunan kelapa sawit.
Hakim menyebutkan, beberapa jenis Ganoderma yang berbahaya bagi tanaman kelapa sawit, di antaranya Ganoderma Miniatocinctum, Ganoderma Boninense, Ganoderma Zonatum, dan Ganoderma Tornatum.
''Ganoderma Boninense adalah jamur patogen yang menjadi penyebab penyakit busuk pangkal batang yang paling merusak dan mematikan pada tanaman kelapa sawit,'' tegas Hakim.
Serangan jamur Ganoderma pada tanaman kelapa sawit dapat dikenali dari beberapa ciri-ciri, seperti warna daun yang buram tidak mengkilat, layu seperti kekurangan air, daun menguning, serta terdapat bercak-bercak kuning pada daun (nekrosis). Selain itu, terdapat tiga daun tombak yang tidak membuka pada pucuk, pelepah dan anak daun mengering dan berpatahan, hingga pohon tumbang.
Untuk mengatasi masalah ini, Hakim merekomendasikan beberapa langkah pencegahan saat replanting, seperti melakukan chipping dengan baik dan benar sesuai standar, pemberian Trichoderma saat pembibitan, serta menggunakan bibit yang resisten terhadap Ganoderma seperti TOPAZ GT. Sedangkan untuk tanaman yang sudah terserang, Hakim menyarankan penanganan khusus dengan membuat parit isolasi berukuran 1,5 meter x 1,5 meter x 1 meter di sekitar tanaman yang terinfeksi.
Menariknya, dalam wawancara tersebut juga disinggung tentang adanya anggapan bahwa keberadaan sapi di perkebunan kelapa sawit dapat menjadi pemicu serangan Ganoderma. Namun, Hakim mempertanyakan kebenaran anggapan tersebut.
''Banyak yang mengatakan sapi bisa memicu Ganoderma, tapi hal ini masih perlu penelitian lebih lanjut karena belum ada bukti ilmiah yang kuat,'' ujarnya.
Dengan semakin meluasnya perkebunan kelapa sawit di Indonesia, informasi mengenai pengendalian hama dan penyakit tanaman seperti Ganoderma menjadi sangat penting bagi para petani untuk memastikan produktivitas dan keberlanjutan perkebunan mereka. (ade/bgn)