Serangan Ganoderma pada Kelapa Sawit, Bisa Berdampak Kerugian Nasional Rp10 Triliun per Tahun

Serangan Ganoderma pada Kelapa Sawit, Bisa Berdampak Kerugian Nasional Rp10 Triliun per Tahun
Ketua Roundtable Ganoderma Management (RGM) Dr Ir Darmono Taniwiryono (foto istimewa)

PEKANBARU, BGNNEWS.CO.ID - Ganoderma, jamur perusak tanaman kelapa sawit, terus menjadi ancaman serius bagi industri sawit nasional. Ketua Roundtable Ganoderma Management (RGM) Dr Ir Darmono Taniwiryono mengungkapkan, berbagai gejala dan tanda serangan jamur berbahaya ini kepada bgnnews.co.id, Rabu (19/2/2025).

Menurut Darmono yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Masyarakat Perkelapasawitan Indonesia, gejala awal serangan Ganoderma dapat dikenali dari terbentuknya daun tombak, yaitu daun pucuk yang tidak mekar dan tidak berkembang. "Biasanya jika terserang Ganoderma, daun tombaknyai bisa sampai dua atau tiga, ini berarti tanamannya sakit," jelasnya.

Gejala lain yang dapat diamati adalah daun yang sudah mekar tampak pucat dan tidak berkembang dengan baik. Pada kasus yang lebih parah, daun dapat patah di bagian pangkal pelepah dan mengering sehingga menggantung.

Tanda fisik serangan Ganoderma dapat dilihat pada pangkal batang sawit berupa tubuh buah yang menyerupai piring berwarna coklat, keras, dengan bagian bawah berwarna putih. Bagian putih ini merupakan pori-pori yang berfungsi menyebarkan spora. Akibatnya, pangkal batang sawit menjadi keropos dan busuk. Dalam beberapa kasus, pembusukan juga dapat terjadi di bagian atas batang yang kemudian patah secara tiba-tiba.

"Fenomena daun tombak yang tidak mekar dan mengering terjadi karena suplai air dan nutrisi dari tanah terhalang akibat pembusukan pada bagian pangkal batang," tambah Darmono.

Sayangnya, ketika gejala dan tanda tersebut terlihat, biasanya kondisi tanaman sudah terlambat untuk diselamatkan. Hal ini menyebabkan banyak area perkebunan sawit berubah menjadi lapangan terbuka akibat tanaman yang tumbang.

Saat ini, berbagai lembaga termasuk Pusat Penelitian Kelapa Sawit dan universitas sedang mengembangkan alat deteksi dini untuk mengatasi Ganoderma. Pengembangan ini penting mengingat penyebaran Ganoderma yang efisien melalui penularan dari akar ke akar.

Dampak ekonomi serangan Ganoderma sangat signifikan. Darmono memperkirakan kerugian nasional bisa mencapai sekitar minimal Rp 10 triliun per tahun. Produktivitas sawit nasional yang seharusnya mencapai 51 - 52 juta ton, turun menjadi hanya sekitar 50 juta ton akibat serangan jamur ini. "Tekanan Ganoderma telah menyebabkan penurunan produktivitas nasional secara signifikan dalam 5 tahun terakhir," tutupnya.(ade/bgn)

Berita Lainnya

Index