Ekonomi Daerah Terancam Akibat Pemangkasan Anggaran

Ekonomi Daerah Terancam Akibat Pemangkasan Anggaran
Ilustrasi salah satu hotel di Pekanbaru (foto istimewa)

PEKANBARU,BGNNEWS.CO.ID - Pemerintah tengah gencar melakukan pemangkasan anggaran dalam APBN dan APBD 2025 sebesar Rp 306,69 triliun guna mendanai program prioritas Presiden Prabowo Subianto.

Langkah ini berpotensi menghambat stimulus pertumbuhan ekonomi serta menekan perekonomian daerah, terutama dengan berkurangnya kontribusi sektor akomodasi akibat pemotongan anggaran perjalanan dinas pemerintah yang mencapai 40% hingga 70%.

Menanggapi itu, Ketua Badan Pimpinan Daerah (BPD) Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Riau, Nofrizal menyampaikan, kebijakan ini tentunya memicu kekhawatiran di sektor perhotelan dan pariwisata. Namun, ia menekankan pentingnya menyikapi hal ini secara positif dengan berinovasi guna menjaga keberlangsungan industri perhotelan.

"Kami dari PHRI Riau tentu menanggapi keresahan masyarakat terkait pemotongan anggaran di semua sektor, salah satu sektor yang paling dikhawatirkan adalah sektor pariwisata. Ini akan berdampak terhadap dunia sektor bisnis perhotelan, namun kita harus menanggapinya dengan positif, jangan kita tanggapi dengan hal-hal yang negatif," unggkap Nofrizal, Selasa (18/2/2025).

Ia menambahkan PHRI melalui arahan dari ketua umum yang dipusat, menyampaikan  hotel harus berinovasi, menanggapi dengan positif dan membuat trobosan-trobosan baru.

"Hotel juga harus menyiapkan akomodasi yang lebih baik, meningkatkan efektivitas pekerjaan, dan memastikan pelayanan kepada konsumen tetap maksimal. Sehingga ketergantungan masyarakat terhadap sektor akomodasi tetap terjaga," tambahnya.

Dikatakannya, meskipun pengurangan anggaran berpotensi membuat sektor pariwisata lesu, hal ini seharusnya menjadi tantangan untuk terus menggerakkan dan menggiatkan sektor pariwisata.

"Sektor pariwisata memiliki kontribusi besar terhadap devisa daerah. Di Pekanbaru saja, sektor hotel, restoran, dan hiburan menyumbang hampir Rp 50 miliar per tahun, jadi jangan dikira sektor ini tidak mempunyai benefit yang tinggi," jelasnya.

Terkait potensi dampak langsung terhadap sektor perhotelan, Nofrizal mengakui bahwa penurunan omset belum bisa diprediksi secara pasti. (bgn)

Berita Lainnya

Index