PEKANBARU, BGNNEWS.CO.ID - Pemilihan jenis pupuk yang tepat merupakan salah satu faktor kunci dalam meningkatkan produktivitas perkebunan kelapa sawit. Hal ini diungkapkan oleh Risky Ananda dalam seminar terkini yang membahas tentang perbandingan pupuk tunggal dan pupuk majemuk untuk tanaman kelapa sawit
Dikutip dari seminar SawitPro.com, Ananda menjelaskan, bahwa terdapat banyak faktor yang perlu dipertimbangkan dalam penentuan jenis pupuk, seperti kondisi tanah, karakteristik pupuk, kebutuhan tanaman, dan teknik aplikasi. "Tidak semua unsur hara diperlukan secara bersamaan, karena semua tergantung keadaan tanah dan kebutuhan tanaman," jelas Ananda pada peserta seminar, Sabtu (15/2/2025).
Ananda menambahkan, bahwa dalam jangka panjang, pemupukan yang kurang memadai akan menimbulkan berbagai gejala negatif, termasuk pertumbuhan yang lambat, daun pucat, batang kecil, kerentanan terhadap penyakit, dan penurunan produktivitas.
Prinsip pemupukan kelapa sawit, menurut Ananda, harus memenuhi dua aspek utama: memenuhi kebutuhan hara dalam tanaman untuk pertumbuhan dan pembentukan buah, serta menjaga keseimbangan hara di dalam tanah dan tanaman. "Setiap pokok harus menerima setiap jenis pupuk sesuai dengan dosis yang dibutuhkan," tegasnya.
Ananda juga memperingatkan bahwa aplikasi pupuk yang salah dapat mengganggu keseimbangan hara, menyebabkan defisiensi, menghambat pertumbuhan, dan mengakibatkan produksi Tandan Buah Segar (TBS) yang rendah.
Dalam perbandingan antara pupuk tunggal dan majemuk, Ananda merinci kelebihan dan kekurangan masing-masing. Pupuk tunggal, yang mengandung satu jenis unsur hara, memiliki keunggulan dalam hal presisi aplikasi, nutrisi yang lebih spesifik, kemampuan mengatasi kekurangan unsur tertentu, dan fleksibilitas dalam mengatur kebutuhan nutrisi. Namun, pupuk tunggal cenderung kurang lengkap dalam memberikan nutrisi secara menyeluruh dan memerlukan lebih banyak waktu serta tenaga dalam aplikasinya.
Di sisi lain, pupuk majemuk yang mengandung campuran beberapa unsur hara menawarkan kemudahan dalam pemberian nutrisi dengan satu kali aplikasi, menghemat waktu dan tenaga, menyediakan nutrisi yang seimbang, dan mendukung program pemupukan berimbang. Meski demikian, pupuk majemuk masih memerlukan pupuk tunggal (terutama urea) sebagai tambahan, terkadang sulit dalam penentuan dosis yang tepat, dan kurang fleksibel karena setiap tanaman membutuhkan rasio unsur hara yang berbeda.
Ananda juga membahas pertimbangan khusus dalam pemilihan jenis pupuk. Misalnya, untuk sumber nitrogen, ZA lebih baik daripada Urea untuk tanah berpasir dan gambut, sementara keduanya baik untuk tanah liat. Untuk sumber fosfor, Rock Phosphate (RP) lebih cocok untuk tanah gambut, sedangkan TSP lebih sesuai untuk tanah mineral. Untuk pupuk mikro, kebutuhan didasarkan pada karakteristik tanah, di mana tanah mineral liat umumnya hanya membutuhkan boron, tanah berpasir kadang memerlukan Cu dan Fe, sementara tanah gambut sangat membutuhkan unsur mikro, terutama Cu, Zn, dan Fe.
Sebagai penutup, Ananda menekankan empat faktor penting dalam meningkatkan efisiensi pemupukan: tepat dosis, tepat tempat, tepat cara, dan tepat waktu. "Pengelolaan pupuk yang baik, termasuk pemilihan jenis yang efektif, merupakan salah satu kunci sukses untuk mencapai produktivitas tanaman secara optimal," kata Ananda.
Seminar ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan untuk mengedukasi petani dan pengelola perkebunan kelapa sawit dalam meningkatkan produktivitas melalui praktik pemupukan yang tepat dan efisien.(ade/bgn)