PEKANBARU,BGNNEWS.CO.ID - Tamyis, seorang petani sawit berpengalaman di Kabupaten Kampar, Riau, berbagi pengalamannya dalam mengendalikan serangan jamur Ganoderma pada tanaman kelapa sawit. Menurut Tamyis, ketika tanaman sawit sudah terinfeksi jamur Ganoderma, proses penyembuhannya sangat sulit, terutama jika serangan sudah parah.
"Biasanya kalau sawit udah kena gano, susah sembuh nya. Apalagi kalau udah parah," ungkap Tamyis kepada bgnnews.co.id, Sabtu (15/2/2025).
Tamyis menjelaskan bahwa solusi utama yang ia terapkan adalah teknik "putus akar". Metode ini dilakukan dengan membuat galian parit di sekeliling pohon yang terinfeksi, dengan jarak sekitar 2 hingga 2,5 meter dari batang. Tujuan dari pembuatan parit ini adalah untuk mencegah penyebaran jamur ke pohon-pohon sawit di sekitarnya melalui sistem perakaran.
"Solusinya cuma putus akar, caranya buat galian paret di piringan pokok, kurang lebih 2 sampai 2,5 meter dari batang. Biar gak nular ke pokok di sekitar pokok yang terserang," jelasnya.
Tamyis menambahkan bahwa dalam prosesnya, galian parit tersebut harus diberi fungisida untuk memastikan jamur tidak menyebar. Ia sendiri menggunakan fungisida dengan merek dagang Marfu-P yang terbukti cukup efektif dalam pengendalian jamur tersebut.
"Galian paret tadi jangan lupa dikasih fungisida. Kalau aku dulu pernah make fungisida merk dagang Marfu-P," tambahnya.
Meskipun saat ini telah tersedia beberapa produk yang diklaim dapat mengendalikan jamur Ganoderma, Tamyis mengaku belum pernah mencobanya sehingga tidak dapat memastikan efektivitasnya.
"Udah ada emang beberapa produk-produk yang katanya bisa mengendalikan gano. Tapi belum pernah coba juga aku, jadi belum tau itu efektif atau enggak," ujarnya.
Jamur Ganoderma dikenal sebagai salah satu penyakit berbahaya pada tanaman kelapa sawit yang menyerang bagian akar dan batang, menyebabkan pembusukan dan akhirnya kematian tanaman. Metode pengendalian yang efektif sangat penting untuk mencegah kerugian ekonomi yang signifikan bagi petani sawit. (ade/bgn)