JAKARTA, BGNNEWS.CO.ID - Atase Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA) di Jakarta sebut produksi minyak sawit Indonesia diperkirakan akan meningkat pada tahun pemasaran 2025/26, mencapai 47 juta ton.
Dilansir dari MarketsFarm, Sabtu (19/4/2025), peningkatan ini didorong oleh perbaikan produktivitas sawit, yang diperkirakan naik menjadi 3,26 ton per hektare dari sebelumnya 3,16 ton pada 2024/25.
Faktor utama yang mendukung peningkatan ini adalah cuaca yang mendukung serta penerapan pemupukan yang memadai. Sementara itu, luas area panen diproyeksi tetap stabil di angka 14,4 juta hektare.
Dari sisi perdagangan, ekspor minyak sawit Indonesia diperkirakan meningkat satu juta ton menjadi 24 juta ton. Tiga negara tujuan utama — Tiongkok, India, dan Pakistan — diprediksi tetap menjadi pasar terbesar bagi ekspor sawit Indonesia. Data USDA menunjukkan bahwa Tiongkok dan India saat ini merupakan dua pembeli terbesar minyak sawit di dunia, diikuti oleh Pakistan di posisi keempat.
Namun, lonjakan ekspor ini diperkirakan akan dibatasi oleh peningkatan konsumsi domestik, khususnya terkait program biodiesel. Penggunaan minyak sawit dalam negeri diperkirakan naik 250.000 ton menjadi 22,61 juta ton, seiring dengan implementasi mandatori campuran biodiesel B40 yang mulai diberlakukan tahun ini.
Akibat peningkatan produksi dan penggunaan domestik yang moderat, stok akhir minyak sawit Indonesia juga diprediksi mengalami kenaikan, dari 4,9 juta ton menjadi 5,29 juta ton pada akhir tahun pemasaran 2025/26.
Indonesia tetap menjadi produsen minyak sawit terbesar di dunia, menyumbang sekitar 59 persen dari total produksi global. Menurut estimasi resmi USDA, produksi sawit Indonesia pada 2024/25 mencapai 46 juta ton, dengan ekspor sebesar 22,6 juta ton (51 persen dari pasar dunia) dan konsumsi domestik sekitar 23,33 juta ton atau 30 persen dari konsumsi global. (jun/infosawit)