Jakarta, BGNNEWS.CO.ID - Integrasi sapi - perkebunan kelapa sawit adalah win-win solution. Limbah sawit bisa diolah jadi pakan, biaya berkurang, dan masyarakat mendapat tambahan penghasilan dari ternak. Selain itu, pasokan daging dan susu domestik juga meningkat
''Kementan mendorong percepatan penerapan integrasi peternakan sapi dengan perkebunan kelapa sawit. Model ini juga dinilai efektif sebagai alternatif pemenuhan kewajiban 20 persen plasma oleh perusahaan perkebunan,'' kata Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian (Kementan), Agung Suganda dalam keterangan resmi Ditjen PKH Kementan dikutip, Jumat (22/8/2025).
Dijelaskannya, model integrasi sapi-sawit bisa dijadikan sebagai solusi alternatif bagi perusahaan yang kesulitan melaksanakan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 18 Tahun 2021 tentang Fasilitasi Kebun Masyarakat Sekitar karena keterbatasan lahan. Regulasi tersebut sejatinya mengatur perusahaan wajib membangun kebun masyarakat minimal 20 persen dari luas areal HGU yang dimiliki.
Sementara Pelaksana tugas Dirjen Perkebunan, Abdul Roni menyampaikan, bahwa skema integrasi membawa keuntungan bagi perusahaan sekaligus masyarakat. '''Dengan skema ini, perusahaan bisa memenuhi kewajiban plasma secara legal serta membangun hubungan harmonis dengan masyarakat sekitar, sehingga meminimalkan potensi konflik lahan,''' pungkas Abdul Roni.
Selain manfaat ekonomi, integrasi sapi–sawit juga memiliki nilai tambah lingkungan. Kotoran sapi dapat diolah menjadi pupuk organik atau biogas, yang kemudian dimanfaatkan untuk mengurangi penggunaan pupuk kimia di perkebunan. (jdi/els)