Riset UIN Bandung Menjadi Harapan Baru Petani Sawit Melawan Ganoderma

Riset UIN Bandung Menjadi Harapan Baru Petani Sawit Melawan Ganoderma
Ilustrasi pembusukan pada batang sawit. (foto istimewa)

Bandung, BGNNEWS.CO.ID - Mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati (SGD) Bandung kembali menorehkan prestasi nasional. Lewat inovasi pengendalian penyakit Ganoderma-pembusukan pada pangkal sawit, tim dari Program Studi Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi ini berhasil menjadi salah satu dari 40 pemenang dalam ajang bergengsi Lomba Riset Sawit Nasional 2025.

Tim yang diketuai Raysha Trythatya Nurhaidha bersama tiga anggota lainnya, Nursyafira Asma Humaira, Ratmanuha Putri Mulyawan, dan Silmi Aulia Putri membawa pendekatan riset berbasis in vitro dan in silico dalam melawan patogen penyebab busuk pangkal batang sawit tersebut. Riset ini merupakan kombinasi uji laboratorium dengan simulasi komputer guna mencari agen hayati yang mampu menekan perkembangan Ganoderma secara efektif dan berkelanjutan.

''Inovasi ini penting karena Ganoderma merupakan penyakit kronis yang berdampak besar pada produktivitas sawit. Kami ingin menawarkan solusi berbasis riset ilmiah yang ramah lingkungan dan bisa diterapkan langsung di lapangan,'' ujar Raysha dalam rilis Humas UIN SGD Bandung yang dikutip Senin (4/8/2025).

Riset ini dibimbing langsung oleh Musa’adah SSi, M.Biotech, yang sejak awal 2025 telah mendampingi mahasiswa menyusun proposal dan mengikuti tahapan seleksi nasional yang digelar pada Maret lalu. Setelah melalui proses penilaian yang ketat, tim UIN Bandung resmi diumumkan sebagai pemenang pada Juli 2025.

Keberhasilan ini bukan hanya menempatkan nama UIN SGD Bandung di peta riset nasional, tapi juga memperkuat kontribusi kampus Islam dalam mendukung industri sawit berkelanjutan. Sebab, penyakit Ganoderma hingga kini masih menjadi tantangan besar bagi produktivitas sawit di Indonesia.

Dengan terpilihnya sebagai pemenang, tim UIN SGD Bandung mendapatkan kesempatan untuk melanjutkan risetnya selama delapan bulan, mulai Agustus 2025 hingga April 2026. Fase lanjutan ini menjadi krusial untuk menguji efektivitas agen hayati yang ditemukan dan merancang strategi aplikatif bagi petani dan industri sawit.

Sebagai negara produsen sawit terbesar di dunia, Indonesia membutuhkan generasi muda yang mampu menjawab tantangan nyata sektor ini. Kompetisi ini sendiri diselenggarakan untuk menjaring gagasan riset kreatif mahasiswa dari seluruh penjuru tanah air. Total 40 tim dari berbagai universitas terkemuka dinobatkan sebagai pemenang dan akan melanjutkan proyek risetnya masing-masing.

Temuan mahasiswa UIN Bandung ini menjadi harapan baru dalam perang panjang melawan Ganoderma. Lebih dari sekadar prestasi akademik, mereka membawa pesan bahwa inovasi bisa lahir dari mana saja, bahkan dari ruang laboratorium kecil di kaki Gunung Manglayang. (jdi/els)

Berita Lainnya

Index