Aceh,BGNNEWS.CO.ID - Budidaya jamur merang dari tankos atau tandan kosong kelapa sawit (TKKS) kini makin digandrungi, baik pelaku UMKM maupun konsumen di pasar lokal hingga nasional.
Seperti diketahui, limbah sawit berupa TKKS yang sebelumnya hanya dibakar atau dibuang, kini dimanfaatkan sebagai media tanam jamur merang yang kaya gizi dan bernilai ekonomis tinggi. Jamur ini, juga dikenal sebagai jamur sawit, memiliki tekstur lembut, rasa gurih alami, serta kandungan nutrisi seperti protein, serat, dan mineral penting. Tak heran jika produk olahan jamur ini, mulai dari keripik, abon, bakso, hingga sate jamur, semakin diminati pasar.
Salah satu contoh sukses datang dari UMKM Jamur Desa Pakava di Kabupaten Pasangkayu, Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar). Mereka memanfaatkan TKKS yang disediakan oleh PT Pasangkayu, anak usaha PT Astra Agro Lestari Tbk, sebagai media budidaya jamur.
Berkat pendampingan dan pelatihan, kini UMKM tersebut mampu memproduksi keripik jamur crispy berbagai rasa, hingga camilan berbahan dasar umbi-umbian lokal. ''Kami dibina sejak awal, dari yang kecil sampai bisa berkembang seperti sekarang,'' ujar Hardan, Ketua UMKM Jamur Desa Pakava, dalam keterangannya dikutip Ahad (3/8/2025).
Di Aceh Tamiang, kelompok tani Jamur Organik Serumpun juga membudidayakan jamur tiram menggunakan limbah sawit. Berbekal modal patungan Rp 1 juta per orang dan dukungan dari Pertamina MOR I, kelompok ini membuktikan bahwa usaha kecil pun bisa berdampak besar. Produksi jamur tiram mereka tak hanya menambah penghasilan, tapi juga membantu mengurangi limbah organik di sekitar kebun.
Contoh lain datang dari Palembang, tepatnya di Desa Sinar Harapan Mulya, OKI. Kelompok usaha Bersama Karya Mandiri Sejahtera memanfaatkan 40 ton TKKS per bulan untuk menghasilkan sekitar 8 kwintal jamur merang. Dengan harga jual rata-rata Rp 20 ribu per kilogram, kelompok ini mampu meraih omzet hingga Rp 16 juta per bulan. Ketua kelompok, Yasin Efendy, mengungkapkan bahwa usaha ini bahkan mampu membiayai pendidikan keempat anaknya hingga bangku kuliah.
Tak ketinggalan, masyarakat Kalimantan juga ikut meramaikan geliat ini. Di Kotawaringin Barat, petani seperti Eko Priyanto mulai membudidayakan jamur sawit secara mandiri. Selain dijual segar ke pasar tradisional, mereka juga mulai merambah pasar nasional dengan produk olahan seperti abon jamur dan bakso jamur, yang mendapat sambutan positif dari konsumen.
Dengan semakin banyaknya permintaan dari pasar dan potensi keuntungan yang menjanjikan, bisnis jamur merang memanfaatkan limbah sawit kini menjadi primadona baru di sektor agribisnis. Tak hanya mengurangi dampak lingkungan, tapi juga menciptakan lapangan kerja dan memperkuat ketahanan ekonomi lokal. (jdi/els)