Petani Wajib Coba, Begini Cara Ampuh Mengatasi Busuk Pangkal Batang Sawit

Petani Wajib Coba, Begini Cara Ampuh Mengatasi Busuk Pangkal Batang Sawit
Cara mengatasi pembusukan pada pangkal sawit. (foto istimewa)

Jakarta, BGNNEWS.CO.ID - Pembusukan pada pangkal batang atau ganoderma menjadi momok menakutkan bagi petani dan perusahaan sawit di berbagai daerah. 

Menurut Ketua Umum Masyarakat Perkelapasawitan Indonesia (MAKSI), Dr Ir Darmono Taniwiryono, bahwa ada tiga komponen Pengendalian Hama Terpadu (PHT) yang sangat efektif untuk mengatasi serangan ganoderma, bahkan telah berhasil diterapkan langsung di lapangan.

''Tiga komponen PHT ini terbukti efektif, dan sudah diaplikasikan di perkebunan sawit milik petani di Simalungun,” ujar Darmono seperti dikutip, Senin (28/7/2025).

Langkah pertama, root prunning atau pemangkasan akar untuk merangsang pertumbuhan akar baru. Teknik ini dilakukan dengan membuat parit melingkar di tepi piringan pohon sawit dengan kedalaman minimal 30 cm.

Semakin dalam parit, semakin banyak akar yang diremajakan. Ini penting untuk memutus penyebaran ganoderma dan mendorong pertumbuhan akar muda yang sehat.

Root prunning ditujukan khusus untuk tanaman sawit yang tajuknya mulai meranggas, pelepahnya kecil, dan belum membentuk banyak tubuh buah.

Langkah kedua, pemberian trichoderma, agen hayati yang mampu menginduksi resistensi sistemik (Induced Systemic Resistance/ISR) pada tanaman sawit. Selain berfungsi sebagai biofungisida, trichoderma juga berperan sebagai biofertilizer yang mendukung kesuburan tanah.

Trichoderma bekerja lebih cepat dibanding ganoderma, apalagi jika tersedia bahan organik yang cukup. Ini memicu proliferasi akar rambut atau feeding roots yang memperkuat sistem perakaran.

Cara ketiga, pemberian tandan kosong alias tankos sawit sebagai bahan organik tambahan. Menariknya, tankos yang digunakan tidak perlu dikomposkan terlebih dahulu, sehingga aplikasinya lebih praktis dan hemat biaya.

“Bahan organik ini sangat mendukung perkembangan mikroorganisme baik seperti trichoderma, serta memperbaiki struktur tanah di sekitar akar,” tambah Darmono.

Dia menyebutkan, efektivitas metode ini diamati melalui pengamatan berjenjang: dua bulan setelah aplikasi untuk mengecek akar serabut baru, tiga bulan untuk menilai kesehatan tajuk, dan 12 bulan pasca aplikasi untuk memantau perkembangan tandan buah segar (TBS).

Metode ini sangat cocok bagi petani maupun perusahaan yang ingin mengurangi ketergantungan pada bahan kimia dan mendorong perkebunan sawit yang berkelanjutan. Dengan kombinasi teknik agronomi dan agen hayati, ganoderma tak lagi menjadi ancaman besar. (jdi/els)

Berita Lainnya

Index