Produk Turunan Sawit Terbukti Mampu Memberi Nilai Tambah yang Besar

Produk Turunan Sawit Terbukti Mampu Memberi Nilai Tambah yang Besar
Helmi Muhansyah dari BPDP dan Rektor Universitas Merdeka Dr Luluk Sulistiyo Budi. (foto istimewa)

Madiun, BGNNEWS.CO.ID - Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) bekerjasama dengan Majalah Sawit Indonesia kembali mengadakan Workshop Temu UKMK dan Promosi Sawit Baik 2025. Event tahunan ini dihadiri 110 peserta dari berbagai latar belakang — pelaku UMKM, akademisi, mahasiswa, dan masyarakat umum.

Ketua Pelaksana acara, Qayuum Amri menyampaikan, bahwa Madiun memiliki potensi besar di sektor UMKM. Tahun lalu saja, jumlah wisatawan yang berkunjung ke kota ini mencapai 2 juta orang. 

Menurutnya, tren ini merupakan peluang emas bagi pelaku usaha lokal untuk mengembangkan produk unggulan yang berdaya saing tinggi. Salah satu caranya adalah dengan menggunakan produk turunan sawit, seperti margarin, minyak goreng, hingga batik berbasis sawit, sebagai bahan baku produksi.

''Pelaku UMKM harus tetap memakai produk sawit. Ini bukan hanya soal kualitas, tapi juga soal daya saing. Produk turunan sawit terbukti mampu memberi nilai tambah yang besar,'' tegas Qayuum.

Sementara itu, Helmi Muhansyah dari BPDP menjelaskan, bahwa lembaganya kini tak hanya fokus pada sawit. Perluasan mandat berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 132 Tahun 2024 mencakup pengelolaan dana dari sektor kelapa dan kakao. Dana yang dikumpulkan dari pungutan ekspor sawit, lanjut Helmi, digunakan untuk mendanai berbagai program strategis: dari peremajaan sawit rakyat, promosi sawit, pengembangan biodiesel B40, hingga pemberian beasiswa riset bagi mahasiswa.

''Produk turunan sawit saat ini telah merambah ke berbagai sektor, baik pangan maupun non-pangan. Margarin, sabun, kosmetik, hingga plastik biodegradable — semuanya bisa dikembangkan dari sawit. Ini adalah peluang besar bagi pelaku UMKM,'' katanya.

''Banyak dari mereka menggunakan sawit, seperti dalam produk sibluder (roti khas Madiun). Bahkan perusahaan besar pun memanfaatkan produk turunan sawit,” jelas Agus.

Ia menambahkan bahwa pemkot terus mendorong UKM untuk naik kelas melalui berbagai program seperti sertifikasi halal, pelatihan, dan partisipasi dalam pameran.

“Kalau Blitar bisa unggul karena branding, kita pun bisa. Kami ingin pelaku UKM di Madiun dikenal secara nasional, bahkan mendunia,” tegasnya.

Dukungan terhadap pengembangan produk sawit juga datang dari dunia akademik. Dr. Luluk Sulistiyo Budi, Rektor Universitas Merdeka (Unmer) Madiun, menegaskan bahwa sawit bukan hanya bahan baku minyak goreng, tetapi juga sumber beragam produk turunan dengan nilai ekonomi tinggi. (jdi/swi)

 

 

Berita Lainnya

Index