Riau, BGNNEWS.CO.ID - Masalah bunga kelapa sawit yang tidak berkembang menjadi buah kerap menjadi momok bagi petani dan perusahaan perkebunan. Kondisi ini dapat menyebabkan kerugian ekonomi yang signifikan karena menurunnya produktivitas panen.
Menurut Yusuf SP, Agronom dari Universitas Islam Riau, terdapat lima faktor utama yang menyebabkan bunga sawit gagal berkembang menjadi buah.
'''Pemahaman mengenai penyebab kegagalan pembentukan buah ini sangat penting untuk meningkatkan produktivitas perkebunan sawit,'' ujar Yusuf, Jumat (27/6/2025).
Faktor pertama yang paling sering terjadi adalah perawatan tanaman yang tidak optimal. Yusuf menjelaskan bahwa tanaman sawit membutuhkan perawatan intensif untuk dapat berbuah dengan baik.
''Tanaman yang tidak dirawat secara maksimal akan kesulitan menghasilkan buah, meskipun sudah berbunga. Pemberian pupuk berformula khusus menjadi kunci untuk meningkatkan produktivitas,'' kata Yusuf.
Ia menekankan pentingnya pemahaman teknis dalam merawat tanaman sawit, termasuk jadwal pemupukan yang tepat dan penggunaan pupuk dengan kandungan nutrisi yang sesuai kebutuhan tanaman.
Faktor kedua serangan penyakit juga menjadi kendala serius yang dapat menggagalkan pembentukan buah. Yusuf menyebutkan penyakit akar busuk sebagai salah satu ancaman utama yang disebabkan oleh jamur Rhizoctonia lamellifera dan Phytium sp.
''Penyakit akar busuk menyerang sistem perakaran tanaman, sehingga penyerapan nutrisi terganggu dan tanaman sulit berbuah,'' jelasnya.
Selain penyakit, faktor ketiga yaitu serangan hama yang juga tidak kalah berbahaya. Hama ulat api menjadi ancaman serius karena dapat menekan produktivitas kelapa sawit hingga 60 persen.
''Hama ulat api sangat berbahaya karena dapat membuat tanaman sawit tidak berbuah sama sekali, walaupun masih bisa berbunga,'' ungkap Yusuf.
Selanjutnya faktor ke empat yaitu usia tanaman yang terlalu muda juga menjadi faktor penyebab bunga tidak berkembang sempurna. Tanaman sawit berusia 12-18 bulan yang sudah berbunga umumnya hanya menghasilkan buah berukuran kecil yang disebut "buah pasir".
''Tanaman yang belum mencapai usia cukup matang secara fisiologis belum mampu menghasilkan buah dengan kualitas baik,'' kata Yusuf.
Faktor kelima yakni kesuburan lahan yang juga memegang peranan penting dalam keberhasilan pembentukan buah. Menurut Yusuf, lahan perkebunan yang kurang subur akan menghambat pertumbuhan dan perkembangan buah sawit.
''Semakin subur lahannya, maka pertumbuhan kelapa sawit maupun buahnya akan semakin sempurna. Ada aturan khusus mengenai media tanam yang sesuai untuk sawit,'' paparnya.
Untuk mengatasi masalah ini, Yusuf merekomendasikan pendekatan komprehensif yang meliputi perawatan intensif, pengendalian hama dan penyakit, serta perbaikan kesuburan lahan.
''Petani harus memahami dengan baik cara merawat tanaman sawit, termasuk pemilihan bibit yang tepat usia dan pengelolaan lahan yang optimal,'' ungkap Yusuf.
Masalah bunga sawit yang tidak jadi buah memang kompleks dan memerlukan penanganan yang tepat. Dengan pemahaman yang baik tentang faktor-faktor penyebabnya, diharapkan produktivitas perkebunan sawit dapat meningkat dan memberikan hasil panen yang optimal. (Ade)