Pekanbaru, BGNNEWS.CO.ID - Rendahnya indeks pertanaman yang baru sekali dalam setahun menjadi tantangan utama mencapai swasembada pangan. Untuk mengantisipasinya, pemerintah daerah kini menerapkan strategi ganda intensifikasi dan ekstensifikasi untuk menggenjot produksi padi lokal.
Kepala Unit Pelaksana Teknis Perbenihan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura (UPT PSBTPH) Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan Holtikultura (PTPH) Provinsi Riau, Khamsi Purnama mengungkapkan, di Provinsi Riau luas lahan untuk pangan terutama padi sudah cukup, tetapi masih perlu peningkatan dari sisi indeks pertanaman.
''Saat ini mayoritas baru 1 kali tanam dalam setahun dan ini menjadi peluang dan tantangan kita untuk menaikkan indeks tersebut minimal 2 kali saja dalam setahun,'' jelasnya, Rabu (11/6/2025).
Untuk mencapai target tersebut, pemerintah menerapkan dua metode swasembada. Pertama melalui intensifikasi yaitu peningkatan produktivitas dengan penerapan teknologi untuk meningkatkan produksi per satuan luas.
"Misalnya lahan 1 hektar yang tadinya 2 ton bisa naik menjadi 4 ton dan salah satunya melalui benih berkualitas," ujar Khamsi.
Metode kedua adalah ekstensifikasi melalui program Cetak Sawah Baru dan optimalisasi lahan rawa. Program ini juga mencakup perbaikan sistem persawahan seperti saluran irigasi serta optimalisasi padi gogo di Riau, Kuncinya tetap pada benih berkualitas.
''Pentingnya menjaga kualitas benih hingga sampai ke tangan petani sebagai salah satu tugas utama lembaga kami, hal ini sejalan dengan upaya memastikan produktivitas optimal di tingkat lapangan,'' ungkapnya. (Ade)