Agronom Sarankan Tanam Nenas di Sela Sawit, Ini Keuntungannya

Agronom Sarankan Tanam Nenas di Sela Sawit, Ini Keuntungannya
Tanam nenas disela sawit menguntungkan petani. (foto istimewa)

PEKANBARU, BGNNEWS.CO.ID - Praktik penanaman nenas di antara pohon kelapa sawit pada lahan gambut mulai mendapat perhatian luas dari petani di Provinsi Riau. Sistem tumpang sari ini tidak hanya meningkatkan produktivitas lahan, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru bagi petani.

Agronom dari Universitas Islam Riau (UIR), Yusuf Syifa Alvanda SP menjelaskan, bahwa kombinasi tanaman ini memiliki potensi besar untuk dikembangkan di Riau yang memiliki lahan gambut luas.

''Nenas memiliki karakteristik yang cocok untuk ditanam di lahan gambut dan toleran terhadap naungan sebagian, sehingga bisa tumbuh dengan baik diantara barisan sawit,'' jelas Yusuf, Minggu (2/3/2025).

Menurut Yusuf, sistem penanaman ini menawarkan sejumlah manfaat ekologis dan ekonomis.

"Dari sisi ekologi, perakaran nenas dapat membantu mengurangi risiko kebakaran lahan gambut karena kemampuannya menyimpan air. Selain itu, tanaman nenas juga bisa menjadi penghambat alami pertumbuhan gulma yang biasa menjadi masalah di perkebunan sawit," ujarnya.

Nenas juga memiliki keunggulan karena siklus panennya yang relatif singkat. 

"Petani bisa mulai memanen nenas dalam waktu 12-18 bulan setelah tanam, jauh lebih cepat dibandingkan kelapa sawit yang butuh 3-4 tahun untuk mulai berproduksi," tambah Yusuf.

Namun, agronom lulusan UIR ini menekankan pentingnya pemilihan varietas nenas yang tepat untuk kondisi lahan gambut. 

"Kami merekomendasikan varietas Queen atau Cayenne yang lebih adaptif terhadap keasaman tanah gambut dan naungan parsial dari pohon sawit," jelasnya.

Yusuf berharap praktik ini dapat diadopsi lebih luas untuk mendukung program diversifikasi komoditas pertanian dan optimalisasi lahan gambut di Riau. (ade/bgn)

Berita Lainnya

Index