Ketum P2SBB Soroti Dugaan Pencampuran CPO dengan Pome; Dorong Pemerintah Lakukan Investigasi...

Ketum P2SBB Soroti Dugaan Pencampuran CPO dengan Pome; Dorong Pemerintah Lakukan Investigasi...
Harmen Yunan (kiri)

JAKARTA, BGNNEWS.CO.ID - Ketua Umum Perkumpulan Petani Sawit Bumi Bertuah (P2SBB), Harmen Yunan ikut menyoroti dugaan maraknya praktik pencampuran CPO dengan POME dan HAPOR asli.

Termasuk juga pengolahan buah dari TBS yang dibusukkan, dan data jumlah ekspor POME dan HAPOR tahun 2024, yang mencapai 3,45 juta ton.

Jumlah ini jauh lebih tinggi dari pada ekspor CPO pada periode yang sama sebanyak sekitar 1,35 juta ton.

“Kita minta pemerintah untuk melakukan investigasinya, untuk mencari siapa pelakunya dan siapa saja yang terlibat," ujar Harmen di Pekanbaru, Minggu (26/1/2025).

Dikatakannya, hasil pengamatannya di lapangan, banyak PKS besar yang berkapasitas produksi 30 sampai 60 ton per jam beralih mengolah buah brondolan kelapa sawit. 

"Kondisi ini kita minta pemerintah untuk segera menertipkannya. Supaya bisnis di industri sawit ini tetap bisa sehat dan eksis," pinta Harmen.

Sebelumnya, Menteri Perdagangan RI Budi Santoso mengatakan, ekspor POME dan HAPOR tercatat jauh melebihi kapasitas wajar yang seharusnya atau hanya sekitar 300 ribu ton. 

Hal ini menjustifikasi bahwa POME dan HAPOR yang diekspor bukan yang murni dari residu atau sisa hasil olahan CPO saja, tetapi juga merupakan pencampuran CPO dengan POME atau HAPOR asli.

Mendag Busan memperkirakan,volume ekspor ini dapat terus meningkat di masa mendatang.

“Jika kondisi ini terus terjadi, maka akan mengkhawatirkan bagi ketersediaan CPO sebagai bahan baku industri di dalam negeri,” kata Mendag.

Selainitu, peningkatan ekspor POME dan HAPOR juga dapat diakibatkan oleh pengolahan buah dari Tandan Buah Segar (TBS) yang dibusukkan langsung menjadi POME dan HAPOR. 

Menurut Mendag Busan, kondisi tersebut mengarah pada banyaknya TBS yang dialihkan untuk diolah oleh Pabrik Kelapa Sawit (PKS) atau dikenal sebagai PKS berondolan. 

Hal tersebut mengakibatkan PKS konvensional kesulitan mendapatkan TBS. (bgn/sawit indonesia)

Berita Lainnya

Index