PEKANBARU, BGNNEWS.CO.ID - Kebijakan tarif impor tinggi yang diterapkan Presiden Amerika Serikat Donald Trump sebesar 32 persen untuk produk ekspor Indonesia, termasuk minyak sawit mentah (CPO), telah memicu kekuatiran di kalangan pelaku industri sawit nasional. Namun, tidak semua pihak memandang kebijakan ini akan berdampak langsung terhadap sektor kelapa sawit Indonesia.
Ketua Perkumpulan Petani Sawit Bumi Bertuah (PPSBB), Harmen Y, menyikapi kebijakan tersebut dengan pandangan yang lebih moderat.
''Kebijakan yang pastinya akan terpengaruh terhadap ekonomi nasional, kalau terhadap industri sawit kita tidak terpengaruh secara langsung,'' ujar Harmen kepada BGNNEWS.CO.ID, Selasa (8/4/2025).
Menurut data perdagangan, ekspor CPO Indonesia ke AS pada 2024 mencapai 1,4 juta ton. Meskipun volume tersebut cukup signifikan, pasar Amerika Serikat bukan merupakan tujuan utama ekspor CPO Indonesia.
Harmen lebih menekankan pentingnya memperkuat pasar domestik sebagai antisipasi terhadap gejolak pasar global.
''Solusi untuk pemerintah agar mempercepat produksi B40 Dan meningkatkan penjualan CPO ke Eropa secara langsung,'' tegasnya, merujuk pada program biodiesel dengan campuran 40% biodiesel berbasis sawit.
Meskipun begitu, Harmen tidak memungkiri bahwa kebijakan Trump ini akan memberikan dampak terhadap perekonomian nasional secara keseluruhan. Oleh karena itu, ia mendorong pemerintah untuk lebih serius mengimplementasikan program B40 sebagai bentuk antisipasi terhadap kemungkinan menyempitnya pasar ekspor di masa mendatang. (Ade)