Tim Ekspedisi Patriot Undip 2025 Gelar FGD di Lampung

Terungkap 660 Ha Lahan Petani Swadaya Tulang Bawang Siap PSR

Terungkap 660 Ha Lahan Petani Swadaya Tulang Bawang Siap PSR
Suasana FGD yang diinisiasi Tim Ekspedisi Patriot Undip di Balai Kampung Batang Hari, Jumat (10/10/2025). (foto: I Gusti Made Sukarmawan)

Tulang Bawang, BGNNEWS.CO.ID — Tim Ekspedisi Patriot Universitas Diponegoro (Undip) 2025 bekerja sama dengan Kementerian Transmigrasi RI melaksanakan kegiatan Focus Group Discussion (FGD) dengan tema “Strategi Pengembangan Ekonomi Komoditas Unggulan Kawasan Transmigrasi Rawa Pitu” di Balai Kampung Batang Hari, Kecamatan Rawa Pitu, Kabupaten Tulang Bawang, Lampung, Jumat (10/10/2025).

Kegiatan tersebut bertujuan untuk menggali aspirasi dan pemikiran dari para pemangku kepentingan sehingga dapat menjadi bahan evaluasi dan rekomendasi dalam pemetaan dan penyusunan strategi pembangunan ekonomi yang berkelanjutan yang berbasis komoditas unggulan di Tulang Bawang. 

Kegiatan FGD dipimpin langsung oleh Albertus Fajar Irawan, S.P., M.Agr., Ph.D., sebagai Ketua Tim Ekspedisi Patriot Undip, dan dihadiri Ketua Perkumpulan Petani Sawit Bumi Bertuah (PPSBB) Tulang Bawang, I Gusti Made Sukarmawan, Koordinator BPP Kecamatan Rawa Pitu, Syaifullah, pihak Kecamatan Rawa Pitu, seluruh Gapoktan dan Kepala Kampung se-kecamatan Rawa Pitu, serta beberapa Gapoktan dan Kepala Kampung dari desa pendukung KTM Rawa Pitu.

Albertus Fajar Irawan, yang juga Ketua Tim Ekspedisi Patriot Undip, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari riset lapangan yang dilakukan untuk memotret kondisi aktual masyarakat, baik di sektor pertanian maupun perkebunan.

“Kami berupaya mengidentifikasi permasalahan secara komprehensif dari aspek sosial, ekonomi, dan infrastruktur agar dapat dirumuskan menjadi rekomendasi kebijakan berbasis data lapangan,” jelasnya pada rilis yang diterima BGNNEWS.CO.ID.

Diskusi berlangsung secara aktif dan partisipatif, menyoroti berbagai isu lapangan yang dihadapi masyarakat di sektor pertanian dan perkebunan. 

Sebagai upaya melakukan rencana jangka pendek, menengah, dan panjang, Tim Ekspedisi Patriot Undip membuat kuesioner penetapan prioritas kebutuhan yang diisi oleh seluruh Gapoktan dan Kepala Kampung. 

Dari hasil diskusi di sektor pertanian, disepakati beberapa langkah tindak lanjut, antara lain pemetaan titik pintu air yang perlu diperbaiki sebagai rencana jangka pendek, perbaikan jalan sebagai rencana jangka menengah, penguatan kapasitas SDM petani agar lebih mandiri dan adaptif, serta identifikasi alsintan sesuai dengan kondisi lahan. 

Di sektor perkebunan, khususnya komoditas perkebunan kelapa sawit, terjadi alih fungsi lahan dari sawah menjadi perkebunan sawit. Para petani rakyat (swadaya) berharap adanya pembinaan dan pendampingan untuk dapat lebih memahami usaha budi daya perkebunan kelapa sawit yang baik agar hasil produksi dapat meningkat. 

Selain itu, peserta FGD juga mendorong adanya sosialisasi program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) atau replanting sawit sebagai sarana pembinaan dan pendampingan bagi petani sawit swadaya.

Program ini bertujuan untuk mengganti tanaman tua dan kurang produktif dengan bibit unggul melalui bantuan keuangan berupa hibah sebesar 60 juta rupiah per hektar dari Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) agar petani sawit swadaya tidak terbebani dalam proses peremajaan.

Namun program PSR masih banyak masyarakat yang belum mengetahuinya. Padahal program ini dimaksudkan agar petani sawit swadaya tidak perlu lagi membuka lahan baru atau alih fungsi lahan, sehingga kelestarian lingkungan tetap terjaga serta hasil produk TBS (tandan buah segar) dapat diterima lebih baik di pasar domestik dan internasional.

“Kami sendiri akan berdiskusi secara aktif menjelaskan program PSR kepada petani swadaya yang tergabung dalam gapoktan binaan PPSBB, yang saat ini memiliki 660 hektar lahan perkebunan yang siap direplanting”, ujar I Gusti Made Sukarmawan.

Lahan perkebunan kelapa sawit yang dimaksud terletak di lahan hak ulayat Tulang Bawang yang selama ini tidak dirawat pihak avalis. Usaha budi daya perkebunan kelapa sawit dianggap gagal karena hasil produksi TBS avalis selalu di bawah 10 ton setiap hektar setiap tahunnya, sehingga sangat merugikan petani sawit swadaya.

Menanggapi hal tersebut, Tim Ekspedisi Patriot Undip akan menyusun rekomendasi strategis bagi Pemkab Tulang Bawang dan kementerian terkait untuk pengembangan ekonomi komoditas unggulan Tulang Bawang di sektor pertanian khususnya sektor perkebunan kelapa sawit. 

“Permasalahan tersebut menunjukkan bahwa sektor pertanian khususnya sektor perkebunan kelapa sawit di Tulang Bawang memerlukan pendekatan yang lebih komprehensif, baik dari sisi teknis maupun kelembagaan”, ujar Albertus Fajar Irawan menambahkan. (bgnnews.co.id/rgr)

Berita Lainnya

Index