Siak, BGNNEWS.CO.ID – Isu perundungan (bullying) serta kurangnya pemahaman remaja tentang kesehatan reproduksi menjadi perhatian serius di kalangan pelajar. Menyikapi hal ini, mahasiswa KKN MAs Kelompok 140 menggelar dua kegiatan edukatif di SMPN 3 Dayun, Kecamatan Dayun, Kabupaten Siak, Riau.
Kegiatan pertama berupa sosialisasi anti-bullying dengan mengusung slogan “Stand Up, Speak Out, Stop Bullying.” Sosialisasi ini bertujuan menanamkan kesadaran bahwa setiap individu berhak dihargai, aman, dan terbebas dari segala bentuk perundungan.
Dalam penyampaian materi, mahasiswa KKN tidak hanya memberikan penjelasan teoritis, tetapi juga mengajak siswa melakukan simulasi sederhana tentang cara bersikap saat menjadi korban maupun saksi bullying. Siswa juga diajak membuat catatan (notes) anti-bullying sebagai pengingat pribadi.
''Bullying bukan sekadar bercanda. Ia bisa menyakiti, meninggalkan trauma, dan menghancurkan percaya diri,'' ujar Aidil, pemateri mahasiswa KKN dalam wawancaranya dengan BGNNEWS.CO.ID, Sabtu (6/9/2025).
Antusiasme siswa terlihat tinggi. Mereka aktif berdiskusi, mengajukan pertanyaan, hingga berbagi pengalaman pribadi yang kemudian dijadikan pembelajaran bersama. Sosialisasi ini menegaskan bahwa sekolah harus menjadi ruang aman untuk belajar, berkembang, dan berteman tanpa rasa takut.
Selain isu bullying, mahasiswa KKN MAs bersama pihak sekolah juga menggelar kegiatan bertajuk “Pendidikan Seksual Sehat untuk Remaja” yang diikuti oleh siswa kelas VIII. Penyuluhan ini memberikan pemahaman tentang perubahan pubertas, seperti menstruasi pada perempuan, mimpi basah pada laki-laki, perubahan suara, tumbuhnya jerawat, hingga perubahan bentuk tubuh.
Materi juga menekankan pentingnya menjaga kebersihan organ intim, mengganti pakaian dalam atau pembalut secara rutin, serta menerapkan pola hidup sehat melalui olahraga dan konsumsi makanan bergizi. Aspek self-protection turut diajarkan agar siswa berani berkata “tidak” terhadap perilaku tidak pantas serta segera melapor kepada orang tua atau guru bila merasa terancam.
“Tujuan utama kegiatan ini adalah membekali remaja dengan pengetahuan dan sikap yang tepat tentang seksualitas, sehingga mereka mampu menjaga diri, menghargai orang lain, serta tumbuh menjadi generasi yang sehat dan berkarakter,” jelas Reza Mahmuda, pemateri dari mahasiswa KKN, Sabtu (6/9/2025).
Risiko perilaku seksual dini juga disoroti, mulai dari bahaya kehamilan usia remaja, penyakit menular seksual, hingga dampak sosial seperti putus sekolah dan gangguan kesehatan mental.
Melalui rangkaian kegiatan ini, mahasiswa KKN MAs Kelompok 140 berharap siswa SMPN 3 Dayun dapat menjadi agen perubahan dengan menolak segala bentuk perundungan sekaligus memiliki pemahaman yang tepat tentang kesehatan reproduksi. Dengan begitu, lingkungan sekolah dapat semakin ramah, inklusif, dan mendukung lahirnya generasi muda yang sehat, cerdas, serta berkarakter positif. (Ton)