Jakarta, BGNNEWS.CO.ID - Kini para pekebun tak perlu risau lagi dengan serangan hama kumbang tanduk (Oryctes rhinoceros) pada tanaman kelapa sawit yang dapat menyebabkan kerusakan signifikan, terutama pada tanaman muda dan saat areal tanam ulang.
Sebab, hasil riset Dr Murni Indarwatmi, Peneliti Ahli Madya Kelompok Riset Entomologi Radiasi (ER) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) sudah menemukan cara membasmi kumbang tanduk tersebut.
Seperti diketahui, kumbang tanduk hama ini menyerang batang, daun, dan pucuk tanaman, yang dapat menghambat pertumbuhan dan menurunkan hasil panen, bahkan bisa menyebabkan kematian tanaman. Dampaknya, produksi tandan buah segar (TBS) menurun drastis.
Menurut Dr Murni Indarwatmi, Peneliti Ahli Madya Kelompok Riset Entomologi Radiasi (ER) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN),
''Pengendalian kumbang tanduk tidak bisa dilakukan secara tunggal. Dan ini harus terpadu dan sistematis. Pendekatan kimiawi, biologis, dan kultur teknis harus dikombinasikan agar populasi hama ini tidak berkembang liar,'' kata Dr Murni, Jumat (18/7/2025).
Dikatakannya, ada enam langkah pengendalian kumbang tanduk pada kelapa sawit yang direkomendasikan berdasarkan riset dan pengalaman lapangan:
1. Letakkan Garam di Pucuk Pohon
Metode ini tergolong kultur teknis. Gunakan 200 gram garam kasar per tanaman, lalu kemas dalam kantong plastik berlubang dan letakkan di pucuk pohon. Saat hujan turun, garam perlahan larut dan menciptakan kondisi yang tidak disukai oleh kumbang.
2. Pasang Feromon Perangkap
Feromon ethyl-4-methyloctanoat digunakan untuk menarik imago kumbang. Pasang 1 sachet per hektare di area yang sering dilalui kumbang, seperti batas kebun atau dekat pemukiman. Perangkap ini efektif hingga dua bulan dan dapat menurunkan populasi secara signifikan.
3. Gunakan Daun Tembakau atau Irisan Jengkol
Aroma menyengat dari daun tembakau atau jengkol terbukti efektif mengusir kumbang. Bisa juga dipasang baskom berisi air sabun di dekat lampu malam. Kumbang tertarik cahaya dan akan jatuh ke dalam perangkap air sabun.
4. Lakukan Pengutipan dan Pembongkaran Sarang
Jika populasi masih rendah (3–5 ekor/ha), pengutipan cukup dilakukan sebulan sekali. Namun jika populasi tinggi, bisa dilakukan mingguan hingga harian. Bongkar juga tumpukan bahan organik yang belum terurai untuk mencegah tempat berkembang biak kumbang.
5. Aplikasi Insektisida Sistemik
Metode ini cocok untuk kondisi serangan berat. Lubangi batang sawit sedalam 10 cm, miring 45 derajat, lalu suntikkan insektisida 10–15 cc dan tutup lubang dengan tanah liat. Pastikan hanya satu lubang per pohon agar tidak merusak jaringan kayu.
6. Terapkan Pengendalian Hayati
Gunakan Baculovirus oryctes dan cendawan Metarhizium anisopliae sebagai agen hayati. Virus ini menyerang sistem pencernaan kumbang hingga kehilangan nafsu makan dan mati. Setelah itu, bangkai kumbang ditaburi jamur anisopliae dosis 25 gram/m² atau disemprot 10 gram/liter air.
''Kalau kita konsisten, enam metode ini bisa menekan serangan sampai di bawah ambang ekonomi. Yang penting petani paham cara aplikasinya dan terus dipantau,'' tutur Murni. (jdi/elaeis)